Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menghadiri Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-24 di Lapangan Renon, Denpasar, Bali, Kamis 21 Februari 2019.
Dalam kesempatan itu, dia menyosialisasikan kepada mahasiswa agar jangan golput dalam Pemilu 2019 nanti, kemudian mengarahkan untuk pilih nomor satu jangan nomor dua.
Tindakan Nasir ini dianggap sebagai kampanye terselubung dari seorang pejabat negara.
Jubir BPN Prabowo Sandi, Andre Rosiade menilai bahwa tindakan itu semakin membuat demokrasi di Indonesia hancur.
"Cita-cita untuk pemilu jujur, adil, ini menjadi jauh. Pendukung petahana seenaknya mengangkangi hukum mentang-mentang mereka kebal hukum," kata Andre kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/2).
Menurut dia bukan hanya Nasir yang bertindak demikian tetapi ada banyak bupati, camat serta pejabat lainnya yang demikian.
"Lihat saja Bupati Cirebon, camat-camat di Makasar dan lainnya. Ini yang membuat pemilu kita semakin hancur," tegasnya.
Dalam peraturan perundangan dan aturan KPU sudah jelas menyebut bahwa ASN harus netral dalam pemilu.
Di hadapan mahasiswa di Lapangan Renon, Denpasar, Nasir mengajak agar memanfaatkan momentum politik Pemilu 2019 dengan baik. Dia mengimbau kepada seluruh peserta yang hadir untuk menyalurkan hak pilihnya jangan sampai golput.
"Silakan anda memilih dengan nurani saudara. Oleh karena itu, dalam hal ini jangan sampai dicoblos dua. Dicoblos dua, batal itu namanya. Dicoblos hanya satu saja. Satu saja, jangan coblos dua. Satu saja supaya benar," ujar menteri yang direkomendasikan PKB itu. [rus]
0 Komentar