Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (BTP) alias Ahok kembali berkomentar soal banjir yang terjadi akhir-akhir ini. Ahok mengatakan, banjir di beberapa wilayah DKI salah satunya dikarenakan adanya saluruan pompa air yang tersumbat.
"Kalau pengalaman saya pasti sebenarnya Jakarta itu pompanya sudah cukup oke, tanggul juga sudah oke, jadi perhatikan saja. Biasa kalau hujan sama kemarau, kalau langsung hujan biasanya memang kayu ranting nutupi saringan," kata Ahok di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (30/4).
Ahok menjelaskan, saat masih menjabat sebagai gubernur, pihaknya selalu membersihkan rute aliran sungai. Kemudian pasukan orange dan biru selalu bekerja untuk memeriksa keadaan tanggul dan pompa yang ada di Jakarta.
"Kita dulu selalu taruh alat berat. Kalau saringan ketutup, volume air kan enggak bisa turun cepat dan tentu pasukan orange mesti keliling, pasukan biru mesti keliling. Tiap kali hujan Jakarta kan banyak (orang). Kadang-kadang ada buang sampah jangan nyembat, kalau nyembat volume turunnya telat. Sama pompa mesti diperhatikan jalan jamnya, mesti dipenuhi. Jangan ngidupin pompa telat, kalau kamu telat enggak keburu," jelas Ahok.
Namun untuk saat ini, Ahok tidak mengetahui apakah Pemprov DKI Jakarta di era kepemimpinan Anies Baswedan masih menerapkan standar kerja yang ia lakukan. Sebab ia sudah hampir tiga tahun tidak memantau perkembangan Jakarta.
"Saya orang tambang, teori tambang ngidupin pompanya telat, sudah terlalu tinggi bisa enggak keburu. Saya kira mungkin tergenang itu karena ada pompa yang telat, saya enggak tahu. Saya sudah hampir 3 tahun enggak tahu urusan, 2 tahun lah ya," tuturnya.
Ahok menilai tidak perlu memberikan saran untuk mengatasi masalah banjir di DKI termasuk normalisasi air. Sebab, Ahok menilai Anies jauh lebih mengerti untuk mengatasi banjir ini.
"Gubernur sekarang lebih pintar dari saya," tegasnya.
0 Komentar