Gara-gara Pengembang Perumahan, Titik Banjir di Batam Meningkat



Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, Yumasnur mengatakan, titik banjir di Batam terus mengalami penambahan antara 33-40 titik banjir.

Penambahan titik banjir ini lantaran terjadi perubahan tataguna lahan oleh pengembang.

Akibatnya, saluran air yang diharapkan bisa mengalirkan air di saat hujan, tidak mampu lagi menampung debit air di saat hujan.

"Makanya kami imbau kepada pengembang supaya dalam cut and fill, pengerjaan sistem drainasenya, bisa dilakukan dengan baik," kata Yumasnur, Selasa (21/3/2017) di Gedung Graha Kepri.

Hal lain dampak penggunaan lahan adalah semakin tingginya sedimentasi.
Karena itu, Pemko Batam tahun ini menganggarkan pembelian alat berat, sekitar lima eksavator dan satu amphibi untuk melakukan pengerukan jika terjadi pendangkalan drainase..

"Kita lagi pesan alat berat. Anggarannya saya tak ingat. Kalau tak salah total semua alat berat dengan pendukungnya sekitar Rp 10 miliar," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad mengatakan, Pemko Batam sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kepri dan BP Batam untuk penanganan titik banjir.

"Kami upayakan sekurang-kurangnya meminimalisir banjir. Kami mohon pengertian masyarakat juga. Untuk tahun berjalan ini pembangunan infrastruktur memang lebih ke jalan. Untuk penangnanan banjir, kami fokusnya pada normalisasi aliran air," ujar dia.

Sementara itu, Deputi IV BP Batam, Robert Purba Sianipar mengatakan, permasalahan banjir yang terjadi lantaran ada ketidakserasian antara drainase pengembang dan pemerintah.

Selain itu juga karena pemotongan lahan (cut and fill) yang tidak mengindahkan fatwa planologi, sehingga berdampak pada lingkungan.

Masalah semakin kompleks karena banyaknya tumpukan sampah di saluran drainase.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Pemko Batam untuk menangani titik banjir ini. Rencananya kita mau bangun dimensi drainase sesuai dengan jumlah tampungan air," kata dia.

Posting Komentar

0 Komentar