Nenek berusia 60 tahun di Jambi melahirkan bayi yang telah membatu di RSUD Raden Mattaher, Jambi.
Ketua tim medis operasi pengangkatan bayi RSUD Raden Mattaher, dr. Parianto mengatakan, bayi itu diperkirakan telah berada di kandungan selama 37 tahun. "Selama bertahun-tahun pasien susah buang air besar jika keluar itu hanya sebesar biji coklat. Hanya itu yang dikeluhkan dan pasien termasuk tangguh," kata dia.
Parianto menceritakan, nenek itu semula datang ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, karena ada benjolan pada bagian bawah perutnya.
Diagnosis tim dokter awalnya adalah tumor, namun setelah melakukan pemeriksaan dan analisis mengetahui bahwa ada bayi di dalam perut pasien. "Karena kasus ini jarang terjadi, kami melakukan USG kepada pasien dan kami teliti. Setelah kami nyatakan pasien siap, kami lakukan operasi pada 6 Maret sekitar pukul 09.00 WIB dan selesai pada pukul 11.30 WIB," kata Parianto.
Tim medis mengangkat bayi dalam perempuan itu setelah melakukan operasi selama 2,5 jam. "Usai operasi kondisi pasien baik-baik saja dan BAB-nya langsung lancar dan banyak. Tapi pasien sekarang masih kita rawat di ruang ICU," katanya.
Parianto menjelaskan kejadian itu merupakan kejadian langka. Di seluruh dunia baru, sampai sekarang baru ada 300 kasus. Dan itu merupakan kasus pertama di Jambi.
Kejadian yang disebut lithopedion, menurut dia, terjadi ketika sperma gagal kembali ke rahim namun sel telur tetap berkembang di perut atau di luar rahim. "Tapi dalam kasus kali ini sperma gagal kembali ke rahim dan anehnya malah menempel di penggantung rahim dan sembunyi di belakang rahim," katanya.
Akibat kurangnya makanan, bayi tersebut akhirnya mengecil dan mengeras hingga membatu. Kini, bayi membatu tersebut masih berada di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Dokter Parianto mengatakan, ibu dan keluarganya mengamanahkan agar bayi disimpan rumah sakit dan digunakan untuk kepentingan pendidikan.
Tim medis memperlihatkan wujud bayi yang sudah membatu itu, yang berbentuk gumpalan keras. Tim dokter membuka sedikit lapisannya menggunakan gergaji karena kerasnya gumpalan.
1 Komentar
Innalillahi wainnailaihi rojiun...naudzubillahimindzalik
BalasHapus