Agenda Tersembunyi di Balik Ribuan Karangan Bunga di Balai Kota



Framing media yang ingin membentuk opini bahwa Ahok adalah seorang pemimpin yang dicintai rakyat semakin membuktikan ada agenda tersembunyi di balik ribuan karangan bunga di Balai Kota.

Terlebih Metro Tv yang dengan jelas memasukkan unsur opini di dalam sebuah pemberitaan. Dan dengan cara yang mengangkangi kode etik jurnalistik, membuat berita yang tidak berimbang.

Mereka disibukkan dengan wawancara pendukung Ahok dan dengan asal membuat kesimpulan.

"Lihatlah ini, karangan bunga dan antrian warga ini bukan settingan. Melain ketulusan warga yang mencintai Ahok"

Meski kalimatnya mungkin kurang tepat, tetapi itulah kesimpulan yang dibuat salah seorang reporter Metro TV yang makin menunjukkan jatidirinya sebagai pedukung Ahok, bukan sebagai wartawan yang memberitakan dengan seimbang.

Seolah-olah ribuan karangan bunga bisa mengobati puluhan ribu rakyat yang tergusur.

Coba wawancari warga Bukit Duri yang rumahnya terlanjur digusur sebelum putusan pengadilan yang akhirnya memenangkan warga. Coba tanya mereka, bagaimana keadaan mereka sekarang.

Warga kecil seperti itu sengaja dilupakan demi memblow-up berita karangan bunga yang lebih kepada suatu omong kosong.

Silahkan cermati warga yang memenuhi Balai Kota. Bukan wajah rakyat kecil. Melainkan wajah kaum mampu yang leluasa antri dari pagi demi jumpa idola tanpa perlu memikirkan pendapatan hari ini bisa buat makan atau tidak.

Wajah-wajah warga yang ketakutan karena fitnah mereka sendiri.

"Kami ingin Ahok jadi tetap jadi gubernur. Kami takut KJP kami dicabut Anies," ujar seorang warga yang antri.

Setelah itu semua, heboh karangan bunga lebih sebagai cara menutupi pemberitaan sidang Ahok dan banjir mendera ibukota.

Begitulah musang berbulu domba...

Posting Komentar

0 Komentar