Pengakuan Mengejutkan Si Bungsu yang Selamat dari Pembunuh Satu Keluarga di Medan


Kirana, bocah 4 tahun yang selamat dari tragedi pembunuhan sadis di Medan hanya bisa menangis. Luka lebam di mata dan beberapa bagian tubuhnya, membuat hancur setiap orang yang melihat. Manusia seperti apa yang tega melakukan hal tersebut?

Jum (40), seorang kerabat keluarga korban menyebutkan, hanya sang nenek yang bisa meredakan tangis bocah yang tiba-tiba harus kehilangan ayah, ibu dan dua kakaknya tersebut.

Menurut Jum, Kinara masih bisa menjawab pertanyaan neneknya, yang ingin mengetahui siapa tamu misterius yang juga penjagal keluarganya.

"Saat ditanyai oleh neneknya, Kirana menjawab bahwa tamu yang datang adalah teman-teman papanya," ungkap Jum kepada Rakyatsumatera.com

Diketahui, Irianto (40) ayah Kirana bekerja sebagai mandor di salah satu gudang di Jalan Metal, Medan.

Dari analisa yang didapat dari TKP, bisa dipastikan tragedi tersebut adalah pembunuhan berencana dan dilakukan oleh pelaku yang sudah profesional.

Bahkan hal tersebut menjadi pembicaraan warga di sekitar tempat kejadian.

"Cobalah bang. Ini kawasan padat penduduk. Masak bisa terjadi pembunuhan 5 orang tanpa ada teriakan," kata Siswanto (33), warga Mabar yang sangat mengutuk aksi sadis tersebut.

Sebelumnya, Kirana yang masih bernafas dan dalam kondisi kritis, didapati warga sedang dalam kondisi ikut terkapar. Sejurus kemudian, dia dilarikan ke rumah sakit.

Setelah mendapat penanganan medis beberapa jam, Kirana sudah berangsur pulih. Namun, hampir seharian ini, dia hanya menangis lantaran menahan sakit di tubuhnya. Bahkan matanya membengkak dan terluka, hingga sulit melihat. Kondisi psikisnya juga mengalami traumatik berat.

“Didapati di bawah kolong tempat tidur dia bang. Kasihan kali,” ujar para tetangga sembari tak kuasa menahan tangis. (rd)

Posting Komentar

0 Komentar