Turut Berduka Cita... Rumah Gandi Ginting Dilalap Api, Seluruh Keluarganya Meninggal



Sebuah rumah di Jalan Milala, Lingkungan I, Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan, ludes terbakar, Rabu (5/4) dini hari sekira pukul 05.00 WIB.

Dalam peristiwa itu, empat orang penghuni rumah yakni Marita Sinuaji (58), Frengki Ginting (31), Cristin Ginting (8), dan Silvi Ginting (5), ditemukan tewas di dapur dengan kondisi berdekatan. Diduga, nenek, putra, dan kedua cucunya itu tak sempat keluar untuk menyelamatkan diri.

Diketahui, rumah Marita Sinuhaji berdampingan dengan rumah anaknya, Frengki. Menurut warga, ada 14 unit mobil pemadam diturunkan untuk memadamkan api. Api berhasil dipadamkan satu jam kemudian. Jenazah keempatnya lantas dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan Wahid Hasyim Medan guna otopsi.

Informasi dihimpun Sumut Pos, kejadian itu pertama kali diketahui seorang warga bermarga Sibarani. Begitu keluar rumah, Sibarani melihat api berkobar di rumah berukuran 10 x 18 meter itu. Spontan, Sibarani berteriak ‘kebakaran’, sehingga mengundang perhatian warga sekitar. Dengan alat seadanya, warga mencoba memadamkan api dengan alat seadanya dan sebagian warga lagi menghubungi Kepolisian dan Pemadam Kebakaran.

“Hampir 1 jam, api bisa dipadamkan dan petugas masuk ke dalam rumah. Saat itulah diketahui penghuni rumah sudah tewas semua,” ujar seorang warga di sekitar lokasi kejadian.

Sebagian besar tetangga korban curiga kalau terbakarnya rumah Marita Sinuhaji ini ada unsur kesengajaan. Kecurigaan juga disampaikan H Sinuhaji, adik Marita Sinuhaji kepada wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara. Menurutnya, ada sejumlah kejadian terjadi sebelum kebakaran kemarin. Menurutnya, keluarga kakaknya itu beberapa kali hendak dicelakai orang.

Dia juga meyakini, peristiwa ini berkaitan dengan sengketa jual beli tanah yang dimenangkan keluarga kakaknya. Menurutnya, empat tahun lalu keluarga kakaknya itu membeli tanah seharga Rp260 juta dari seseorang berinisial JG.

Sesuai kesepakatan, pembayaran dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, dibayar Rp138 juta. “Sisanya akan dilunasi ketika sertifikat tanah diberikan. Tapi sertifikat tanah itu tidak pernah diberikan. Jadi, bagaimana mau dilunasi?” bebernya.

Akhirnya, masalah ini sampai ke Pengadilan Negeri Medan. “Di pengadilan, keluarga kami menang. Sejak itu, sudah 3 kali keluarga kami mau dicelakai orang. Modusnya sama, mau dibakar. Kami pernah mendapati bensin dalam bungkus plastik di dekat rumah korban,” beber Sinuhaji.

Adanya unsur kesengajaan yang diduga dilakukan orang suruhan juga diperkuat Yudi, seorang teman Frengky. Menurutnya, sekitar 3 minggu lalu mereka mendapati percobaan pembakaran rumah tersebut.

Saat itu dirinya dan Frengky melihat seseorang mencurigakan, berada di belakang rumahnya. Kemudian mereka berusaha menangkap orang misterius itu. Namun sayang, orang itu melarikan diri.

Karena sering terjadi teror kepada keluarganya, sejumlah kerabat menyarankan agar mereka pindah. Namun mereka bingung mau pindah kemana.

Sementara itu,  Kapolrestabes Medan Kombes Pol Sandi Nugroho mengaku tidak mau berandai-andai mengenai penyebab terbakarnya rumah hingga menewaskan 4 orang penghuninya itu. “Biarkan dulu tim Labfor bekerja dan memastikan apa penyebab kebakaran itu. Kita bekerja berdasarkan hasil penyelidikan,” tutur Sandi.

Saat ini, Polrestabes Medan mengaku sudah memeriksa 8 saksi. Salah satu yang diperiksa adalah Gandi Ginting (60), suami dari Marita Sinuhaji, satu-satunya penghuni rumah yang selamat. Saat ditanyai, mantan pensiunan pegawai PLN ini juga mengaku curiga kalau rumahnya sengaja dibakar orang suruhan terkait kasus jual-beli tanah yang sudah dimenangkannya di pengadilan.

Dirinya mengaku selamat dari maut, karena saat kejadian sedang bekerja di Binjai. Terlihat kesedihan mendalam terpancar di wajahnya. Ia terus menyakinkan kalau keluarganya dibunuh. “Mayat keluarga saya mau dibawa untuk diupacarakan di Jambur Gotongroyong di kawasan Pancurbatu,” ucapnya, dengan nada lirih dan seakan menahan air matanya.(ain/mag-1/adz)

Posting Komentar

0 Komentar