Lembaga-lembaga di seluruh dunia sekarang sedang bekerja non-stop untuk mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas serangan virus WannaCry di seluruh dunia. Virus yang sudah melumpuhkan dua sistem rumah sakit di Indonesia, RS Harapan Kita dan RS Dharmais, itu menyebar secara massif secara global.
Dipaparkan direktur lembaga kepolisian Uni Eropa, Europol, Rob Wainwright, jumlah korban virus ini mencapai ribuan. Angka itu diduga akan bertambah pada Senin (15/5) ini. Berdasar data terakhir yang diperoleh Europol pada Minggu (14/5), ada 200 ribu korban WannaCry yang tersebar di 150 negara.
”Kita menghadapi ancaman yang semakin memburuk,” kata Wainwright kepada ITV. Ditambahkan Wainwright, keunikan dari serangan WannaCry adalah kombinasi yang digunakan virus tersebut. Kombinasi itu memungkinkan virus menginfeksi dan menyebar secara otomatis. ”Jangkauan globalnya masih belum bisa diprediksi. Para korban sebagian besar adalah pelaku bisnis termasuk perusahan-perusahaan besar,” sambungnya.
Lembaga-lembaga besar di seluruh dunia, termasuk National Crime Agency (NCA), bekerja keras untuk menemukan otak di balik serangan WannaCry. Memang, saat ini serangan WannaCry yang sudah mengunci lebih dari 100 ribu komputer, mulai mereda. Namun, itu belum akan usai. Dipaparkan ahli teknologi, versi baru dari virus akan muncul. (theindependent/tia)
0 Komentar