Kejam... Bukannya Dibantu, Bocah Aceh Ini Malah Dituduh Menipu



Energi listrik kedondong yang mendadak heboh dan menghiasi media massa nasional ini pertama kali ditemukan oleh Naufal Raziq saat memenangkan lomba teknologi tepat guna yang diselenggarakan Balai Pemberdayaan Masyarakat Aceh (BPM) Aceh.

Inovasi energi hijau itu disambut baik Pertamina EP Rantau Field dalam program corporate social resposibility (CSR) untuk warga Desa Tampur Paloh, yang berdekatan dengan tambang minyak Pertamina itu.

Tanpa menunggu lama, Pertamina memasok sejumlah bibit kedondong ke pelabuhan Sungai di Desa Batu Sumbang. Pelabuhan kecil ini merupakan tempat bersandar perahu boat yang siap mengankut barang dan warga dari dan ke Tampur Paloh.

Setelah besar, pohon kedongdong itu dibor dengan ukuran bulatan satu inci dan kedalaman sekitar 14 sentimeter untuk tempat besi tipis dan besi kalpanis berlapis kain.

Ujung kabel yang tersambung dengan ujung besi tersebut lalu disambungkan ke elektroda paralel yang dipasang dengan pola seri ke lubang elektroda lainnya. Elektroda adalah konduktor listrik.

Arus listrik dialirkan dari pohon kedondong ke alat penampung bernama inverter DC sebelum dikirim ke lampu. Sekadar informasi, inverter DC adalah alat yang bisa mengubah arus DC (searah) menjadi AC (arus bolak-balik).

Sayangnya, inovasi ini bukan mendapat bantuan dan dukungan, tapi Naufal malah mendapat tuduhan sebagai tukang tipu oleh Media Tempo yang dengan sengaja memelintir pernyataan warga dengan tulisan tendensius.

"Awal kami ya jelas senang. Tapi saat dites, hanya satu rumah yang mau hidup," keluh Hasbi, seperti dimuat di Tempo.

"Sebentar saja hidupnya dengan kekuatan satu lampu, tapi itu biasanya hidup kalau ada kunjungan para petinggi Pertamina dan pemerintah kabupaten. Sepulang mereka tak hidup lagi."


Sejumlah warga lain yang Tempo temui mengatakan bahwa Pertamina EP meminta warga untuk menambahkan pohon kedondong hutan di sekitar desa. 

Sebatang pohon diberi imbalan jasa Rp 25 ribu. Namun, warga menolak permintaan tersebut. Alasannya, listrik kedondong tidak begitu berdampak bagi kehidupan mereka. 

"Kami sekarang memang diterangi listrik. Bukan dari listrik kedondong, tapi dari mesin genset yang berbunyi dong...dong...dong," kata Hasbi sambil tertawa. 

Tawanya itu menggema ke sekitar, ke sela-sela pohon kedondong yang tak mampu menghasilkan listrik sama sekali.

Sementara itu, PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina, menegaskan inovasi energi alternatif dari pohon kedondong pagar yang ditemukan oleh Naufal Raziq itu masih perlu dikembangkan lagi.

Menurut PR Manager PT Pertamina EP, Muhammad Baron, penemuan Naufal ini masih terus diuji coba dan masih perlu pengembangan, karena daya listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kadar asam pohon kedondong, yang juga dipengaruhi oleh kondisi alam, cuaca, dan pohon itu sendiri.

Posting Komentar

0 Komentar