SEKALI lagi publik dalam hal ini umat Islam sangat menyayangkan adanya video berdurasi pendek yang sangat kental menohok umat Islam.
Saya tidak tahu apa yang melatar belakangi akun divisi Humas Polri mengunggah video tersebut. Semoga bukan karena sumbu pendek yang tak mampu berpikir jernih karena boleh jadi jabatan yang sedang diemban pun sesungguhnya hasil lobi-lobi atau mengemis kepada sang penguasa.
Atau bisa juga karena minim prestasi dan tidak punya pekerjaan lain, maka mengunggah video bernuansa sara dinilai sangat menguntungkan dalam rangka menaikkan citra Polri di kelompok agama tertentu.
Bukannya untung, justru yang ada malah buntung karena belum lagi selesai mengurus institusinya yang amburadul (penganiayaan di Akpol yang menewaskan satu orang taruna), institusi ini menjadi bahan cacian masyarakat karena setiap hari tingkah lakunya semakin memperjelas bagaimana sebenarnya kualitas orang-orang yang berada di dalamnya.
Mungkin malu sudah menjadi barang langka dalam institusi ini. Lihat saja bagaimana kasus penganiayaan yang menimpa anggotanya yakni Novel Baswedan (penyidik KPK dari Kepolisian) hingga sekarang tak bisa tertangkap pelakunya. Justru anda harus malu, memberi pengayoman terhadap anggota saja tidak mampu konon lagi bercita-cita memberi pengayoman dan perlindungan masyarakat.
Lalu bandingkan dengan institusi TNI, satu orang saja anggotanya di aniaya, maka hanya dalam hitungan jam mereka pasti mampu menciduk dan menangkap pelakunya. Kalau jiwa persahabatan tak mampu di jaga dengan baik, bagaimana mungkin mampu bersahabat dengan masyarakat.
Belajarlah dewasa dengan membuat program yang dapat membantu mencerdaskan masyarakat. Terlalu mahal bagi kami umat Islam, untuk menanggapi kualitas orang-orang yang berada dalam institusi divisi humas polri ini.
Yang sangat kami sayangkan, kenapa harus ada orang-orang sumbu pendek mengemban amanah yang sangat penting dalam institusi kepolisian. Semoga di masa yang akan datang, Kapolri lebih bijak menempatkan orang-orang terbaik dalam posisi yang strategis agar kehadirannya bukan menjadi masalah bagi masyarakat tapi justru menjadi solusi di masyarakat.[***]
M. Abrar Parinduri
Dosen PTIS Sumut
0 Komentar