Namanya Muhammad Hasan, aliasnya ini yang bikin seram, Hasan Tappul atau artinya kira-kira Hasan Tukang Bacok. Wajar saja, jika nama itu cukup ditakuti banyak orang di Kecamatan Sosa, Tapanuli Selatan (Tapsel). Begitu pula 6 bos perusahaan raksasa di sana.
Tapi nasib sosok paling dicari polisi di sana itu berakhir tragis di Medan, Kamis (1/11) kemarin. Baru 2 hari bersembunyi di sebuah rumah di Kelurahan Kampung Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, keberadaan Hasan dan 2 anak buahnya terdeteksi personel Satuan Reskrim Polres Tapsel.
Temuan itu langsung membuat raja kawanan perampok dari Tapsel itu berusaha kabur. Tapi langkahnya terhenti setelah pelor yang diobral polisi menghujami tubuhnya. Sosok dalang aksi pembacokan terhadap seorang personel Brimob Den C Sipirok (Bripka DM) itu pun ditemukan tewas.
Beda dengan Hasan, polisi menangkap 2 anggotanya dalam kondisi hidup. Dua anggota raja rampok itu diketahui berinisial R dan A. Soal penangkapan raja rampok itu, Kapolres Tapsel AKBP Muhammad Iqbal Harahap kemarin (1/11) bercerita di RS Bhayangkara, Medan.
Hasan Tappul, warga Desa Pasir, Kecamatan Sosa, Tapanuli Selatan itu, tercatat melakukan aksi perampokan di banyak lokasi di Tapseli sejak tahun 2014.
Selama 3 tahun terakhir ini, pihak Polres Tapsel mengaku telah menerima 46 laporan aksi Hasan dan kelompoknya. Enam perusahaan besar di wilayah hukum Polres Tapsel pun termasuk yang melaporkan aksi Hasan Cs ke polisi.
Genk rampok Hasan diketahui beranggotakan 16 orang. Dari semua itu, 8 anggotanya telah ditangkap dan meringkuk di bui. Selama masa penyelidikan, polisi akhirnya mencium keberadaan Hasan di Kelurahan Kampung Lalang, Medan Sunggal. Tak mau buruannya lepas begitu saja, petugas pun akhirnya terjun ke lokasi untuk menangkap sang raja rampok.
“Untuk tersangka Hasan Harahap alias Hasan Tappul, sudah sangat meresahkan masyarakat Sosa. Dia ini juga yang membacok anggota Brimob Den C Sipirok saat melakukan pengamanan terhadap kebun di Palas (Padang Lawas),” jelas Kapolres Iqbal.
Didampingi Wadirkrimum Poldasu AKBP Maruli Siahaan, Iqbal bercerita. Pembacokan terhadap personel Brimob itu bermula dari aksi sejumlah warga yang hendak mengambil alih lahan milik sebuah perusahaan perkebunan di sana, setahun lalu.
Lalu, kata Iqbal, aparat Brimob melakukan pengawalan. Tapi saat mengamankan sengketa itu, Bripka DM, personel Brimob nahas itu malah dibacok oleh Hasan.
Sejak itulah Hasan diburon. Ia selalu lolos saat polisi beberapa kali menggrebek lokasi persembunyiannya.
“Ada mobil polisi yang hancur sewaktu akan penangkapan mereka sebelum ini,” sebutnya. “Jalan Palas menuju ke Riau itu mereka tutup supaya polisi tidak bisa masuk. Lalu kami dengan kekuatan penuh koordinasi ke Kapolda untuk memback-up dan kami tangkap 7 orang jaringan ini,” katanya lagi.
Namun, Hasan sang buronan tidak ditemukan. Hingga akhirnya polisi mendeteksi keberadaan Hasan di kawasan Sunggal. Namun saat ditangkap, kata Iqbal, Hasan melawan dan akhirnya ditembak mati.
Sementara tersangka R dan A ditembak di bagian kaki. Dalam aksinya, para tersangka kadang melakukan perampokan dengan menyetop mobil yang membawa sawit lalu menurunkan muatannya.
“Bila ada yang melawan mereka pukuli. Selain pasal 365, ada juga LP 363 (pencurian), 351 dan 170 (penganiayaan bersama-sama),” terangnya.
Turut disita sebagai barang bukti sebilah parang dan mobil pengangkut sawit. Pura-pura Tak Bersalah Di tempat terpisah, Safarudin, Ketua RW di lokasi persembunyian Hasan dan 2 anggotanya turut bercerita.
Saat sejumlah polisi yang mengepung rumah persembunyiannya hendak menangkap Si Tukang Bacok, Hasan dilaporkan sempat berakting seperti orang tak bersalah. Dengan mengangkat dagu, dia coba mengelabui dengan pura-pura menanyakan soal sosok target operasi sejumlah polisi itu.
“Yang mana orangnya? Yang mana?” ucap Safarudin menirukan omongan Hasan sebelum kabur dan ditembak polisi.
“Memang licin kali dia itu. Udah pura-pura kayak gitu, langsung lari dia dari gang-gang kecil sampai ke belakang sana,” tambah Safarudin. Petugas yang tidak mau kecolongan langsung bergerak cepat dan berhasil mengamankan Hasan.
“Di belakang sana dia ditangkap, dikejar-kejar sama polisi,” jelasnya.
Namun, baik Safarudin maupun warga lainnya tidak mengetahui kalau Hasan telah tewas karena ditembus timah panas petugas. Safarudin mengaku Hasan diamankan dari daerahnya dalam keadaan hidup.
“Kalau itu saya tidak tau. Tapi ketika ditangkap dari sini dia masih hidup,” tegasnya.
Masih menurut pria berbadan tambun dan berkumis tebal itu, Hasan merupakan warga baru di pemukimannya. Warga pun tidak mengetahui tindak tanduk Hasan sebelum tinggal di wilayahnya.
“Dia baru 2 hari di sini dan berniat mengontrak rumah ini selama 6 bulan,” lanjut Safarudin sembari menunjukkan bahwa rumah yang disewa trio perampok itu merupakan kediaman sepupu dari isteri Hasan, Nani.
Lebih lanjut dikatakan Safarudin, Nani merupakan warga yang sudah lama bermukim di lokasi itu. Namun sejak menjadi tenaga kerja di luar negeri, Nani sudah jarang terlihat di lokasi tersebut.
“Dia orang lama di sini, ini semua masih ada hubungan saudara sama dia. Tapi sejak dia kerja di Malaysia, dia sering keluar masuk sini. Tapi kayak udah nggak jelas gitu,” tuturnya lagi.
Selain itu, Nani juga sudah mempunyai beberapa suami. Namun kerab berpisah tanpa diketahui masalahnya.
“Kalau nggak salah sudah empat atau lima kali dia menikah. Kalau si Hasan ini kami nggak tau suami ke berapa,” ucapnya sembari sedikit tersenyum.
Sementara warga yang lain mengatakan sangat senang dengan ditangkapnya Hasan. Sebab warga mencurigai gerak-gerik Hasan.
“Baguslah, senang kali pun kami. Kalau bisa si Nani itu pun nggak usah balek lagi ke sini. Buat malu aja, suaminya aja udah entah berapa,” jelas ibu-ibu yang tak ingin namanya ditulis.
Sempat Ditahan di Pekan Baru
Hasan adalah residivis kasus perampokan.
“Dia sempat ditahan di Pekanbaru dan kembali beraksi di Tapanuli Selatan,” kata Kasat Reskrim Polres Tapsel AKP Ismawansyah. Ismawansyah mengatakan, sekitar dua minggu yang lalu, Hasan merampok 4 mobil sekaligus. Yang membuat Kapolres Tapsel, AKBP M Iqbal Harahap kesal, kejadiannya dalam satu hari.
“Sehari bisa 4 mobil yang dirampok. Ini kan sangat luar biasa. Makanya kami cari ke mana pun Hasan ini,” ungkap Ismawansyah. Ketika menjalankan aksinya, pelaku tak segan-segan melukai korbannya. Jika korban menghalang-halangi, maka pelaku akan memukuli korban.
“Tersangka kami tangkap di Sunggal. Karena melawan, kami tindak tegas sesuai perintah pimpinan,” pungkas mantan Wakasat Narkoba Polresta Medan ini.(bnt)
0 Komentar