Harga Daging Mahal, Sindiran Penulis Buku Best Seller Ini Viral


Ibu-ibu sekalian, sy akan mewakili pihak2 yg tidak bisa menjelaskan kenapa harga daging sapi terus mahal, harap ibu2 baca baik2, dan kalau sudah baca, masih nggak terima juga, ibu2 benar2 memang ngajakin berantem.

Sebagai catatan, ini kali kedua saya menulis beginian. 10 Januari 2017 yang lalu, saya juga menulis tentang kenapa harga cabe mahal--syukurlah, harga cabe jadi turun semenjak banyak yang ngomel.

Jadi kenapa harga daging terus saja mahal? Berikut penjelasannya.

1. Yang nyuruh makan daging siapa?

Ini serius ibu-ibu sekalian. Yang nyuruh makan daging siapa, sih? Iya kalau harganya murah, kalo mahal? Ibu-ibu berhenti saja masak apapun yg ada dagingnya. Masih banyak bahan masakan di dunia ini yg bukan daging. Dikit2 daging, dikit2 daging. Sudah tahu mahal, masih maksa pula. Ibu-ibu kayak anak kecil, mengototnya minta ampun. Sudah sana, masak yang nggak ada dagingnya.

2. Kenapa nggak melihara sapi sendiri?

Ini juga serius. Kalau ibu2 sudah tahu harga daging mahal, kenapa nggak melihara sendiri ayam, kambing, sapi? Besok2 kalau harga telor mahal, buat siapapun yg protes, marah2 sama pemerintah, sana, bertelor sendiri juga. Dikit2 protes, dikit2 nggak terima. Indonesia ini bukan cuma masalah daging doang.

Besok2 kalau harga listrik naik, silahkan nyentrum sendiri sana. Besok2 kalau garam mahal, ibuk bikin sendiri garam, kasih air mata itu masakan juga asin, asal jangan pakai ‘air’ dari hidung saja.

3. Berhenti nyalahin pemerintah.

Ibu-ibu, berhenti nyalahin pemerintah soal ini. Daging, daging, daging, urusan pemerintah itu bukan cuma soal daging. Lagian, bicara soal harga daging naik, mending ibu-ibu mikirin timbangan berat badan. Naik juga kan? Kapan coba turunnya? Berisik banget mengomentari harga daging terus naik, kapan coba ibu-ibu akan mengomentari berat badan sendiri yang juga terus naik? Ngurus diri sendiri saja nggak bisa, eala, malah ngurusin pemerintah.

4. Ini semua salah mafia.

Ibu-ibu harus tahu. Apapun yang terjadi di negeri ini, semuanya salah mafia. Harga daging naik, mafia. Bawang merah naik, mafia. Garam naik, mafia. LPG 3 kilo langka, mafia. Satu-satunya yang bukan salah mafia adalah: uang belanja ibu2 dari suaminya nggak naik-naik. Itu jelas bukan salah mafia. Itu salah ibu-ibu. Salah milih suami, coba cari yang horang kayah, mau harga daging berapapun, ibu-ibu tetap bisa halan-halan di luar negeri, pamer hari ini pakai baju apa, jpret, kasih quote bijak pol. Kayak ibu-ibu jaman now.

5. Sebenarnya negeri kita itu keren.

Ibu-ibu, berhenti protes soal cabe mahal, bbm mahal, bikin stnk mahal, uang sekolah mahal, daging mahal. Duuh, Bu, itu berarti Indonesia itu hebat. Coba tengok India, mereka cuma punya satu mahal, yaitu Taj Mahal, sudah terkenal, padahal cuma satu. Kita punya banyak sekali Mahal. Itu berarti Indonesia hebat banget. Lagian, beli pulsa 100.000 bisa, foto pamer ini, pamer itu bisa, lah, beli daging 150.000 sekilo saja protes, helloww....

6. Alternatif.

Nah, terakhir, bagus loh harga daging ini mahal. Itu artinya sudah saatnya ada alternatif baru. Keong sawah, tahu? Itu bisa buat ganti daging sapi. Laron juga bisa, disate, kumpulin pas hujan-hujan gini banyak laron. Ulat pohon, juga bisa. Panjang daftarnya, tanya sama anak mapala sejati, yang jago survival di hutan. Banyak sumber protein selain daging sapi. Mulai besok, semua cari keong sawah. Kagak ada keong, juga bisa tikus sawah, ular sawah, bahkan orang2an sawah. Paham?

*dikompilasi dan ditulis ulang dari berbagai meme, anekdot, dan lucu2an ttg harga naik. Ini cuma becanda, jangan serius amat; nanti Tere Liye dibully emak2 seluruh Indonesia. Ngadepin alay atau di bully akun2 gosip artis masih enak, lah, ngadepin emak2, bisa repot urusan.

Posting Komentar

0 Komentar