Indonesia, Belajarlah Toleransi dari Orang Medan



Tadi malam saya menonton talk show "DUA SISI" di TV One.

Jujur saya muak dan sempat emosi melihat gaya si Ngadalin yang sok menunjukkan sisi kepremanannya.

Menantang-nantang Pak Mahendradatta untuk datang ke Studio sambil menunjuk-nunjuk berteriak persis peserta Dua Dunia yang sedang kesurupan Jin Penunggu Rumah Kosong yang meminta tumbal nasi bungkus berlauk rendang Padang.

Bro Ngadalin, kalau mau bergaya Preman, Cak sekali-sekali kau datang ke Terminal Amplas di Kota Medan.
Kalau gayamu masih kreak seperti di Tipi tadi malam, ngga sampai lima menit sorbanmu sudah jadi jilbab dan jidat-mu bukan lagi hitam tapi akan membiru lebam.

Kami orang Medan, tempat lahir pertama kalinya istilah Preman dan juga ormas-ormas besar kepemudaan, Pemuda Pancasila lahir di Medan , FKPPI lahir di Medan , Ikatan Pemuda Karya Lahir di Medan , Coba belajar sejarah kau kalau mau anggar keras .... tapi itu tidak akan pernah bergaya murahan seperti yang dipertontonkan si Ngadalin tadi malam...Bodat juga kau bah....

Orang Medan memang dianggap kasar dan kalau ngomong apa adanya, Hitam bilang Hitam Putih bilang putih....tapi kami bisa dan terbiasa mengelola perbedaan...

Kami sangat majemuk dari mulai agama sampe suku... Ada Cina , Manggali keling istilah medan nya, Pakistan.  Arab.  Melayu , batak , jawa , padang , nias , karo , aceh , papua , ambon... bika ambon aja dari medan mana ada dari ambon....

Jangan kau anggar keras dan anggar sangar.. Kmai punya prinsip Hidup cuma sekali mati pun sekali tapi harga diri jangan kau jengkali bisa terburai isi perut kau nanti....

Seharusnya pejabat-pejabat Pemerintah yang digaji rakyat dan bergaya preman seperti Ngadalin disekolahkan dulu ke Kota Medan.

Datanglah ke Kota Medan. Kalian akan melihat banyak Warung BPK alias Babi Panggang Karo yang jaraknya cuma satu-dua rumah bahkan bersebelahan dengan Warung Minang.

Bahkan seingat saya ada BPK Muslim di Perempatan jalan Ngumban Surbakti-Padang Bulan. Jangan salah, kebetulan silih kita yang punya Rumah Makan BPK bernama Muslim tapi beliau Kristiani taat sejak lahir dan dari Nenek-moyangnya, bukan karena Murtad.

Tapi tidak ada masalah, kami aman-aman saja. Bahkan ketika dicoba diprovokasi oleh orang-orang sesat lewat Bom Natal di tahun 2000-an, warga Medan lintas agama tetap teguh bersatu berpegangan tangan.

Perbedaan adalah ciri khas Kota Medan. Semua perbedaan diterima asal anda bukan PKI dan Banci, karena yang pertama menyisakan tragedi Bandar Betsy dan yang kedua tempatnya sudah digusur di Iskandar Muda.

Jadi jangan heran kalau Deklarasi 2019 Ganti Presiden beberapa bulan lalu di Kota Medan berlangsung aman. Masyarakat yang tidak setuju justru membuat aksi tandingan yaitu Deklarasi 2019 Lanjut Dua Periode.

Saling hujat dan jual-beli pernyataan?
Biasa saja, itu mop dan gaya Medan.

"KUMAKAN KAU", kata satu orang.
"MATILAH AKU TAPI HABIS ITU AKU HIDUP LAGI DAN KUMAKAN BALIK KAU, KUBEOL-KAN KAU KE SUNGAI DELI BIAR HANYUT KAU KE LAUT DAN DIMAKAN IKAN TERI JADI NGGA BISA HIDUP-HIDUP LAGI", balas lawannya.
Selesai !

Pernyataan orang Medan memang keras-keras dan pedas. Tapi tidak akan ada aksi anarkis masuk-masuk ke Bandara seperti di Kota Batam dan Pekan baru apalagi pakai lempar-lempar batu.

Tidak akan ada juga aksi sweeping dan merobek-robek kaos seperti di Kota Surabaya.

Apalagi mempersekusi perempuan dan mengancam menelanjanginya...

Gila, bejad dan hina betul lah mainnya kalian di Surabaya.

Prinsip orang Medan adalah :
 "mainkan mainmu kumainkan mainku, sama-sama main kita tapi tetap salaman dan kalau ada rezeki kita bagi-bagi dibawah meja".

Jadi ayolah...

Jangan ada lagi larangan dan tindakan persekusi untuk menyikapi perbedaan.

Sepanjang konstitusi kita tidak melarang maka semua Deklarasi yang menyuarakan hak politik rakyat baik yang pro maupun yang anti sah dan kita hormati.

Terakhir buat si Ngadalin, menjilat boleh bro tapi goblok jangan, apalagi sampai menyatakan perbedaan pilihan politik sebagai tindakan makar.

Ke Medan lah kau Ngadalin, biar kuajak kau makar siang di Warung Makan Padang Sidempuan.

Menunya ada juga Ayam Makar, Ikan Makar dan Makar-makar yang lainnya.

Tapi jangan lupa kau yang bayar ya?, soalnya kau selain jadi corong Jokowi juga sudah jadi Komisaris Angkasa Pura Satu kan?

Double mainmu bah, banyak kali lah Gaji kau itu, pantaslah jilatanmu sedap betul kawan...

#KomunitasKomunikasiCintaIndonesia
#anakmedankompaksedunia
#Matitanamsiapatakut

Posting Komentar

0 Komentar