Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi memang layak diacungi jempol. Sikapnya yang tegas dan lugas patut ditiru pemimpin daerah yang lain.
Dalam suatu kesempatan, beliau menyinggung beberapa wacana di masyarakat yang menimbulkan kekisruhan.
Di antaranya soal volume suara adzan dari masjid yang jadi persoalan.
Menurutnya panggilan untuk ibadah bagi ummat Islam memang harus besar, agar didengar jelas.
“Saya dengar adzan harus dikecilkan. Saya perintahkan itu dibesarkan. Sebab kalau sound-nya saja rusak, orang tak dengar suara adzan, jadi tak ke masjid. Dan kalau yang suaranya kecil itu iqomat,” sebut Edy.
Begitu juga untuk persiapan MTQ Nasional yang akan digelar di Medan dan Deli Serdang.
Gubernur Edy meminta dengan sangat kepada para ulama yang ia panggil Ayah dan Emak itu, menghadiri dan meramaikan event besar tersebut.
Ia juga menganggap harusnya pemimpin yang mendatangi ulama.
“Ulama itu pimpinan, setelah Rasulullah tak ada. Jadi kalau sudah tak ada ulama, bubar bangsa ini,” ujar Gubernur Edy.
Menurutnya, ulama sebagai pemuka agama adalah sosok yang harus dihormati dan dipanuti.
Karena itu pula, sebagai umaro atau pemimpin pemerintahan, Edy tidak berharap para ulama datang ke kantor Gubernur dan mengantri untuk masuk, berdesakan dan sebagainya, sehingga terkesan diperlakukan tidak layak.
“Saya pernah berjanji, tetapi bukan sekadar janji. Saya tak mau ulama datang ke Kantor Gubernur, tetapi panggil saya, undang saya, saya akan hadir,” kata Edy.
(trb)
0 Komentar