Ternyata menyisihkan uang belanja untuk korban gempa di Sigi, Palu dan Donggala dirasa belum cukup.
Hari itu anak-anak SDN 3 Sambik Elen- Lombok Utara, melakukan doa bersama dan mengumpulkan sumbangan untuk korban gempa di Sulawesi Tengah.
Acara kami lanjutkan dengan menyanyikan lagu “Gugur Bunga.” Kami persembahkan untuk korban gempa.
Banyak diantara mereka sampai mnitikkan air mata setelah membawakan lagu ini. Terbawa suasana di Sulawesi Tengah yang sempat saya ilustrasikan sebelumnya.
Habis menyanyi, berapa siswa menghampiri saya. Pak buatkan kita kotak, katanya. Kotak apa? Saya tidak mengerti. Untuk keliling mencari sumbangan di kampung, jelas mereka. Saya tersenyum mengerti maksud mereka.
Beberapa siswa lainnya medekat. Laki-laki semua. Pak guru, pulang sekolah kami akan bersama-sama pergi mencari buah dao di hutan. Nanti kita jual, hasilnya kita sumbangkan.
Saya tertegun menatap anak-anak ini. Mengapa mereka bisa berfikir sejauh itu secara spontan? Sampai menjual buah dao segala? Buah legendaris suku Sasak yang mungkin 99% anak zaman sekarang sudah tidak mengenalnya lagi.
Demikianlah. Sore harinya anak-anak SD itu mulai berjalan mencari sumbangan. Di Dusun Lenggorong. Dusun kecil di pelosok itu. Hampir 1 juta yang terkumpul.
Beserta beberapa barang: mie instan dan buku tulis. Barang-barang ini kami uangkan. Sehingga genap 1 juta sumbangan yang terkumpul. Termasuk hasil penjualan buah dao itu. “LBS”
0 Komentar