Militan Mendukung Prabowo Sandi Karena Dijanjikan Pajero Sport


Kemarin berjumpa lagi dengan kawan baru, seorang muallaf satu Provinsi yang jumpa di Perantauan.

Dia bekerja sebagai Pramuniaga Suparmarket. Kita tidak usah sebut namanya karena ngga enak sama manajemen Alafamartnya.

Seperti umumnya suku mereka, mayoritas memang pendukung dan fans berat Pak Jae. Dia sedikit protes karena menganggap saya berlebihan menunjukkan dukungan kepada Prabowo-Sandi di media sosial.

"Emangnya abang dapat apa?". Tanya kawan itu.
Sebenarnya pertanyaan dia juga berulangkali ditanyakan orang-orang lain yang sedikit panas dengan tulisan-tulisan pencerahan Politik ala Ketum Tirik Yaluk.

"Prabowo-Sandi terpilih, setahun saya Insya Allah akan dapat Pajero Sport...", jawab saya.

Mukanya langsung berubah senang. Sepertinya dia dapat jawaban buat bahan gossip yang akan disebarkan kepada teman-temannya.

"Tapi kalau Pak Jokowi-Haji Ma'ruf yang menang, saya kemungkinan cuma dapat Avanza lama", kata saya melanjutkan.

"Maksudnya Bang", kawan itu mulai kebingungan.
"Apa abang akan dapat mobil dari kedua calon presiden kita?".

"Tidak..., yang saya maksud kalau Pak Prabowo-Sandi yang menang Pilpres, Insya Allah ekonomi Indonesia akan jauh membaik. Jadi bisnis saya semakin lancar dan bisa beli mobil Pajero Sport. Sementara kalau Pak Jokowi terpilih kembali, ekonomi kita akan tetap susah seperti sekarang tapi Insya Allah saya masih bisa tetap berbisnis walaupun bisnis saya jalan di tempat"

"Oh", kawan itu mengangguk mulai paham. Mungkin juga sedikit kecewa karena ternyata saya yang dia anggap pendukung bayaran bukan sesuai yang dia bayangkan.

"Justru saya bingung, karena saya yang dikondisi ekonomi sulit seperti sekarang masih bisa hidup lumayan tapi menginginkan perubahan dan perbaikan. Kamu yang setiap bulan mengeluh bayar cicilan motor dan bayar kontrakan kenapa masih tetap mendukung Jo**** (sensor)", saya balik bertanya kepada kawan itu.

Sejenak dia terdiam. Kemudian menjawab ;
"Pak Jokowi (maaf, lupa sensor) memang ngga sempurna bang. Tapi dimasa beliu pembangunan jalan tol ada dimana-mana".

"Apa gunanya jalan tol buat mu, jangankan punya mobil, motor mu saja belum tentu bisa aman sampai lunas kreditnya. Kalaupun lunas kelak, motor mu itu dilarang lewat jalan tol yang kau bangga-banggakan tadi".

"Ngga usah jalan tol kalau gitu bang. Tapi cuma Pak Jokowi yang membangun jalan semulus tol di Papua"

"Kata siapa?, coba googling pembangunan infrastruktur Papua masa Pak SBY. Insya Allah kalau Pak Prabowo yang jadi Presiden, Pembangunan Papua akan lebih maju dan terarah. Tapi pertanyaan utamanya, Apa hubungan Pembangunan Papua dengan keluhanmu bayar cicilan motor yang sudah nunggak sebulan dan kontrakan dua bulan?"

Kawan itu kembali terdiam. Mungkin saja dia baru sadar selama ini berusaha mencari alasan pembenaran tapi lupa dengan kenyataan kondisi sulit yang selama ini justru dia rasakan.

"Tapi Pak Prabowo didukung banyak koruptor bang", Si Kawan mulai menerapkan jurus offensif. Karena kalau berbicara prestasi tentu saja kita semua sudah maklum kalau rezim sekarang minim prestasi. Mungkin karena itu dimana-mana Team Kampanye Nasional petahana juga selalu menerapkan jurus menyerang, alih-alih membeberkan prestasi yang dicapai Pak Jokowi.

" Apakah Habib Rizieq itu Koruptor?, Kamu pasti pernah dengar Honggo Warsito. Apa kamu yakin orang seperti itu pendukung Pak Prabowo. Tentu tidak Nacchiro. Baru-baru ini Bupati Kotim si Supian Hadi korupsi sampai 5.6 Triliun, itu kader partai siapa?
Silahkan cek Partai terkorup nomor satu dan dua, keduanya justru berada digerbong Pak Jokowi. Jadi tuduhan Pak Prabowo didukung Koruptor adalah bohong dan fitnah".

"Ok-lah bang. Abang tau kan saya muallaf. Keluarga besar saya tidak suka karena Pak Prabowo didukung kelompok intoleran".

"Satu lagi fitnah yang sebenarnya sangat mudah kita pahami asal mau menggunakan logika sehat. Ahok yang menista Alquran dipihak siapa?
Kamu bilang akhir-akhir ini suka mendengar dakwah Ustadz Abdul Somad kan?, dulu beliau di persekusi di Bali oleh siapa?. Ceramah beliau di Jepara di tolak GP Ansor, nah GP Ansor itu pendukung siapa?
Saya belum pernah sekalipun mendengar ada kelompok pendukung Pak Prabowo yang bersikap intoleran tapi sebaliknya banyak pendukung Pak Jokowi pelaku intoleran dan selalu jualan isu intoleran, termasuk Partai Setan Iblis".

"Tapi di keluarga saya, ramai berita Pak Prabowo mau mendirikan negara khilafah"

"Iya saya paham. Jangankan keluargamu, sekelas si Viktor laisbodat yang dulu anggota DPR aja menelan mentah-mentah dan ikut menyebarkan isu itu. Pak Prabowo itu TNI, insan negeri ini yang kesetiaan mereka kepada Pancasila setingkat diatas kita. Siapa benteng terakhir NKRI kalau bukan TNI?

Apa kamu yakin kadar ke Pancasilaisan dan ke NKRI-an tukang meubel lebih tinggi dari seorang Prajurit TNI?

Ketika kalian baru muallaf Pancasila dan berkoar-koar cinta NKRI, puluhan tahun yang lalu Pak Prabowo sudah menyerahkan jiwa dan raganya demi membela Pancasila dan keutuhan NKRI.

Karena itu abang paling jijik sama orang-orang yang mempertanyakan nasionalisme Prabowo, teriak-teriak mendukung Pancasila tapi anti Ketuhanan Yang Maha Esa. Berkoar-koar pendukung NKRI harga mati tapi giliran sedikit ribut langsung kabur ke luar negeri!".

Kawan itu semakin terdiam. Tapi saya yakin sepanjang tol lintas Sumatera pun saya jelaskan, dia ngga akan paham. Seperti yang disampaikan beberapa hasil survey, pendukung Pak Jo**** mayoritas berasal dari kelompok masyarakat tidak terdidik alias bodoh alias dungu alias bloon alias goblok.

Jadi percakapan kami ini saya tulis dan sampaikan justru untuk renungan buat para pendukung Rezim sekarang yang berasal dari kelas terdidik dan mudah-mudahan bukan karena IQ tiarap, tapi cuma tersesat sesaat karena pencitraan luar biasa kepada petahana. Sebaliknya membenci oposis karena derasnya fitnah kepada Pak Prabowo Subianto.

Waras Yuk...

#TirikYaluk

Posting Komentar

0 Komentar