Banser NU Ramaikan Perayaan Paskah, "Ini Bukan Hanya Milik Kristiani"


Puluhan pengurus Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama ( Banser NU) ikut berpartisipasi dalam pawai Paskah di Kota Kupang, Senin (22/4/2019) kemarin.

Ketua GP Ansor NTT Abdul Muis mengatakan, keikutsertaan banser dalam pawai Paskah merupakan partisipasi aktif yang selalu dilakukan Ansor/Banser NTT.

Biasanya, Ansor/Banser sudah dikomunikasikan jauh hari sebelumnya ikut partisipasi pawai Paskah.

"Selama ini komunikasi dan koordinasi pemuda lintas agama di NTT khususnya Ansor dan Pemuda Gereja Masehi Injili di Timor berjalan baik, sehingga kami juga ikut berpartisipasi dalam pawai Paskah," ucap Muis, kepada Kompas.com, Selasa (23/4/2019) pagi.


"Kejadian apapun di level nasional, selalu kami saling komunikasi. Tujuanya semata-mata untuk tetap menjaga Indonesia aman dan damai," sebut Muis.

Pawai paskah ini, lanjut Muis, memberi pesan yang kuat bahwa perayaan ini bukan hanya milik umat Kristiani saja, namun menjadi milik lintas agama di NTT.

Muis menyebut, pawai Paskah sudah menjadi pariwisata rohani di NTT, selain Semana Santa di Larantuka, Kabupaten Flores Timur.


Pawai Paskah ini, menurut dia, harus dikelola lebih serius lagi, sehingga bisa menjadi kebanggaan Indonesia dengan dua kegiatan rohani besar ini.

Dua kegiatan itu, kata Muis, sekaligus menandakan bahwa kehidupan kebangsaan di Tanah Air sangat baik.

Apalagi, di pawai Paskah itu bukan hanya Ansor Banser saja yang ikut, tapi dari pemuda agama lain juga ikut seperti pemuda Hindu.

"Saya pikir event seperti ini membuktikan bahwa bicara kebersaman dalam perbedaan di NTT bukan hanya teori, tapi sudah dipraktikkan sejak lama," ucap dia.


Ke depan, pihaknya tetap berharap suasana keamanan dan kenyamanan seperti ini tetap terjaga dengan baik, sehingga pembangunan di Indonesia dalam segala aspek khususnya pembangunan rohani, berjalan lancar dan aman.

"Kami tidak pungkiri selalu ada kerikil dalam perjuangan. Mari kita lawan bersama semua kerikil yang mengganggu ketentraman dan kesejukan kehidupan beragama di Indonesia," ujar Muis.

Posting Komentar

0 Komentar