Lagi-lagi... Ahoker Laknat Penghina Adzan Minta Maaf



Aksi membakar 1.000 lilin para pendukung Ahok yang digelar di Kota Palembang yang dilaksanakan di lokasi Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) seberang Masjid Agung Palembang, Jumat (12/5/2017) mulai pukul 19.00 WIB dengan slogan membela NKRI, telah menimbulkan keresahan masyarakat Palembang. Terlebih tersebar video teriakan "huuu" saat terdengar kumandang adzan isya.

Atas dasar tersebut, pihak Pemkot Palembang beserta Kapolres, Dandim, para Alim Ulama akhirnya menggelar pertemuan dengan memanggil pihak penyelenggara acara bakar lilin.

Berikut Hasil Pertemuan, seperti yang disampaikan Muhammad Sulaiman dari Palembang di akun fb-nya:

Hasil pertemuan di Ruang Parameswara Pemkot Palembang hari ini, Senin (15/5/2017), Tentang Kontroversi Penyalaan Lilin Di Depan Monpera Seberang Masjid Agung Palembang.

Pihak Pemkot meminta klarifikasi penanggung jawab acara, ternyata yang muncul hanya Korlap, Jubir dan satu anggota, menunjukkan bahwa Koordinator Aksi dan para Panitia tidak gentle dan tidak bertanggung jawab.

Kapolresta menyatakan bahwa acara tersebut menyalahi aturan sehingga semestinya tidak boleh diadakan.

Kemudian para Alim Ulama dan tokoh masyarakat Palembang menyampaikan beberapa hal diantaranya:

1. Mempertegas bahwa acara itu ilegal dan sudah semestinya dibubarkan tapi aneh masih tetap berjalan.

2. Jika dicek hati mereka, sebenarnya acara tersebut bukan untuk NKRI ataupun Pancasila tapi karena Ahok.

3. Menuntut penjelasan siapa yang dimaksud "wong kito galo", wong Palembang
banyak dan tidak terwakili peserta aksi, tidak pernah diajak kumpul dan bicara dan terbukti yang hadir hanya etnis tertentu dan agama tertentu.

4. Proses hukum Ahok jangan dimanfaatkan untuk memainkan playing victim dan digeser ke arah seolah minoritas etnis ataupun agama terzholimi, itu manufer orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

5. Waktu kegiatan jelas menyalahi aturan, menabrak acara cawisan Masjid Agung dan Azan Isya, padahal di Palembang acara Musik sekalipun di BKB tidak pernah diadakan di waktu tersebut. Kalaupun Panitia mengatakan bahwa teriakan "huuu" bukan untuk azan namun itu belum bisa dibuktikan karena video yang ada masih perlu dicek dan dibuktikan.

6. Jangan memancing keributan dan konflik di Palembang dan Sumsel yang sudah dinyatakan "Zero Konflik", umat Islam sudah cukup sabar namun ada pihak-pihak yang terus berusaha melakukan manuver merusak kondusivitas kota Palembang.

7. Pelaksana kegiatan harus mengklarifikasi dan mohon maaf tertulis kepada warga kota Palembang dan umat Islam pada umumnya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

Akhirnya Pelaksana dan Penanggung Jawab acara mohon maaf tertulis dan disaksikan Walikota, Kapolresta, Dandim, Para Ulama dan Wartawan.

Semoga ke depan tidak ada lagi kegiatan-kegiatan yang berusaha membentur antar masyarakat.

Posting Komentar

0 Komentar