Komentar petinggi PDIP yang tidak butuh suara Umat Islam ternyata hanya omong kosong belaka. Buktinya, anggota Komisi I DPR dari PDIP, Effendi Simbolon baru-baru ini berkunjung ke Kantor PW Alwasliyah Jalan SM Raja Medan.
Tidak hanya itu, tampilan politikus yang gagal menjadi gubernur Sumut periode lalu ini juga tampak Islami. Menggunakan kopiah, EF bergaya layaknya ustad.
Sebelumnya, Ketua Tanfidziyah Majelis Mujahidin, Ustadz Irfan S. Awwas meminta umat Islam untuk menarik dukungannya terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Alasannya karena, Partai Berlambang Banteng tersebut kerap melecehkan kaum muslimin.
"Pidato agitatif ibu Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu cukup meresahkan umat Islam. Ia bilang, "Ustadz yang mendakwahkan akhirat sama saja dengan peramal masa depan." ujarnya dalam keterangannya, Yogjakarta (30/10/2017).
Tidak peduli dengan ketersinggungan umat Islam, lanjut Irfan, Ketum PDIP itu mengeluarkan statemen baru yang bersifat Islamophobia. Ia bilang: "Partai kami tidak takut sedikitpun kehilangan pemilih Muslim sekalipun partai kami mendukung UU Ormas".
"Jika tidak takut kehilangan pemilih Muslim. Apakah ibu Megawati sendiri bukan seorang muslimah? Jika bukan muslim, bukan Kristen, apakah PKI? tanyanya retoris.
Menurut Irfan, Bung Karno, ayah Megawati sendiri tidak berani kehilangan pemilih Muslim. Karena itu, Soekarno mengajak NU dukung Nasakom, dan juga mendekati Syarikat Islam bergabung dengan rezim Nasakom, tapi ditolak.
"Megawati tidak perlu jumawa, kemudian ibarat sampah, menyepah umat Islam yang selama ini mendukungnya. Ingat, Megawati jadi presiden RI bukan karena pilihan rakyat, melainkan nasib mujur menggantikan Gus Dur yang lengser di tengah jalan,"kritiknya.
Irfan mempertanyakan bahwa tanpa dukungan umat Islam, baik yang ada di PDIP maupun di luar, apakah Megawati bisa eksis jadi presiden? Apakah PDIP bisa hidup tanpa dukungan umat Islam? Memangnya non Islam di Indonesia ada berapa persen, sehingga beraninya meremehkan pemilih Muslim.
"Apakah PDIP merasa hebat dengan dukungan 20 juta suara PKI seperti yang pernah diungkapkan oleh Ribka Ciptaning Proletariyati?"jelasnya.
Irfan mengatakan bahwa sekarang terpulang kepada umat Islam, atau siapa saja yang mengaku dirinya Muslim. Apakah masih mau mendukung partai yang sama sekali tidak menghargai dan tidak menghendaki kehadirannya di kandang banteng?
"Apakah masih mau bergabung dengan partai yang jelas-jelas mendukung UU Ormas yang represif dan zalim? Semoga Allah berkenan menunjuki jalan hidayah. Amin,"tandasnya. (bvi)
0 Komentar