Rusia baru saja melakukan uji coba peluncuran rudal nuklir Satan 2, yang mampu menghancurkan seluruh wilayah sebuah negara dengan satu serangan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal, yang juga disebut RS-28 Sarmat, itu diluncurkan sekitar 500 mil utara Moskow dari pangkalan peluncuran luar angkasa kosmodrom Plesetsk pada Kamis, 26 Oktober 2017.
"Rusia telah melakukan latihan untuk mengelola kekuatan strategisnya," kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan. "Semua tujuan pelatihan berhasil diselesaikan."
Pejabat kementerian ini mengatakan rudal itu menempuh jarak 3.600 mil atau sekitar 5800 kilometer sebelum mencapai sasaran di wilayah pengujian rudal di Kura di Timur Jauh Rusia.
Rudal itu juga diyakini mampu membawa 12 hulu ledak nuklir dan bisa memusnahkan sebuah negara seluas Texas atau Inggris dalam satu serangan.
Kremlin juga mengatakan Presiden Vladimir Putin terlibat dalam latihan itu dan secara pribadi meluncurkan rudal ini selain juga menguji coba beberapa rudal lainnya.
Tiga kapal selam yang mampu membawa hulu ledak nuklir juga melakukan uji coba rudal balistik yang dinilai berhasil. Sementara tiga jet pengebom strategis mencapai target darat dengan menembakkan rudal jelajah.
"2 dari rudal yang diluncurkan kapal selam itu dilepas di Laut Okhotsk, sebelah utara Jepang dan dekat dengan Korea Utara.
Rudal ketiga diuncurkan dari Laut Barents, di Samudera Arktik," kata militer Rusia, seperti yang dilansir Daily Mail pada 27 Oktober2017.
Awal bulan ini, Rusia juga melakukan latihan yang melibatkan peluncuran rudal balistik antar benua untuk kelas Topol.
Dan bulan lalu, Rusia dan Belarusia melakukan latihan perang besar-besaran, yang dirasakan di beberapa negara NATO, seperti Polandia.
Satan 2 adalah rudal balistik bertenaga nuklir ketiga yang telah diuji Rusia tahun ini. Ini dilakukan setelah peluncuran dua rudal kelas Topol selama latihan perang Zapad dari Plestek Cosmodrome.
Rudal seberat 100 ton ini mampu menghasilkan ledakan 40 megaton, 2.000 kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945. Senjata itu bisa di gunakan pada 2019 nanti.
Peluncuran rudal berkekuatan super Rusia ini dilakukan saat ketegangan di Semenanjung Korea antara Korea Utara dan Amerika Serikat meningkat. Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis sedang mengunjungi Korea Selatan untuk mengecek kesiapan pasukan jika Korea Utara menyerang.
AOL|DAILY MAIL
0 Komentar