Penolakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo oleh pemerintah Amerika Serikat patut diduga sebagai operasi intelijen. Terlebih belakangan ini popularitas Gatot melejit.
Begitu penilaian Pengamat Geopolitik dari Global Future Institute, Hendrajit dalam diskusi yang diselenggarakan Garuda Nusantara Center, di kawasan SCBD, Jakarta, Jumat (27/10).
"Gagasan dibalik operasi ini nampaknya bukan untuk memompa popularitas pak Gatot melainkan sebaliknya," ujarnya.
Menurut Hendrajit, menjelaskan popularitas Gatot memang sedang dilirik oleh politisi luar.
Hendrajit memberi contoh upaya menggulirkan Gatot dapat dilihat dari tulisan John McBeth wartawan dari majalah Far Estern Econimic Riview yang menjadi kepala biro di Indonesia.
Pemberitaan yang ditulis John, menggambarkan Gatot sebagai orang yang berhaluan ultra-nasionalis, sehingga dipandang sebagai anti Amerika dan Blok Barat serta anti komunis. Bahkan dalam pandangan barat, ultra-nasionalis sering disamakan dengan fasisme.
"Sangat masuk akal jika ada gerakan intelijen dari AS dan China untuk menjatuhkan reputasi Gatot" jelasnya. [nes]
0 Komentar