China Siapkan Dana Tak Terbatas untuk Ambil Alih Blok Migas Indonesia


Seorang Senior eksekutif Mandate Investasi "China" menyebutkan, Petrochina menyediakan dana investasi "#TakTerbatas" untuk bisa mengakuisisi atau turut mengelola aset migas hulu dan hilir yang di kuasai oleh "Intitas" Negara (red. Platts). Type Blok migas yang diincar rata-rata adalah penghasil Gas yang sekaligus kondensat.
.
Dengan dukungan dana yang besar, Raksasa migas dibawah China National Petroleum Company (CNPC) diantaranya Petrochina, agresif mengincar blok-blok migas besar milik Indonesia.

Kebijakan ini tersebut tidaklah lepas dari :
#BesarnyaKebutuhanGas oleh China dimana hal itu berhubungan dengan upaya China untuk mengganti banyak pembangkit listrik batubara-nya dengan Gas guna mengurangi tingginya polusi udara. Kenaikan kebutuhan tersebut diperkirakan akan menyentuh 30% dari sebelumnya.

#Program_OBOR / BELT & ROADs INITIATIVE.
Vice President SC Management and Operation Support Petrochina Gusminar mengatakan, rencana ekspansi ini sejalan dengan program One Belt One Road (OBOR) yang digagas pemerintah China. "Sejak ada OBOR, Indonesia menjadi negara yang cukup penting, pemerintah China mendukung untuk mengelola blok ini," kata Gusminar dalam jumpa pers, Rabu (10/1/2018).

Tak tanggung-tanggung, blok migas yang diincar oleh Petrochina adalah blok-blok raksasa yang sebelumnya dikelola oleh kontraktor asing asal Amerika, seperti Chevron dan Exxon. Saat para kontraktor migas Amerika ini perlahan mundur dari Indonesia dengan alasan porsi bagi hasil yang tidak menarik, China justru maju ke pemerintah untuk jadi pengganti mereka.

Petrochina bahkan berani bersaing dengan kontraktor asal Perancis, Total E&P Indonesia, untuk menjadi mitra Pertamina mengelola Blok Mahakam. Padahal Total sudah 50 tahun menjadi operator blok tersebut, sebelum kontrak mereka berakhir 1 Januari lalu. Total sendiri hingga kini belum memberikan keputusan atas tawaran kesertaan 33% di blok Mahakam, sementara Inpex Jepang sudah menyatakan tak berminat atas blok tersebut beberapa bulan sebelum masa kontrak pengelolaan habis.

PetroChina, anak perusahaan utama China National Petroleum Corp. berusaha keras masuk Indonesia setelah melihat hengkangnya beberapa investor Internasional baik karena tarik-ulur berkepanjangan yg terjadi dalam dalam 3 tahun akibat adanya penerapan system eksplorasi yang baru maupun ditinggalkannya blok karena habis kontrak dan tidak bisa diperpanjang lagi kerana diberikan langsung pada Pertamina untuk mengelolanya tanpa melalui tender.

Pada sisi lain, PetroChina juga melihat adanya masalah bagi sektor hulu di Indonesia, karena Pertamina selaku entitas negara harus berjuang keras untuk mempertahankan tingkat produksi minyak dan gasnya.

Pertamina sendiri "tampak tidak siap" untuk mengeksploitasi cadangan migas yang ada tanpa partisipasi baik dana maupun teknologi perusahaan minyak internasional (investor).

Kesulitan Pertamina tersebut salah satunya terlihat pada sempat ada pernyataan "Ketidak-sanggupan" untuk mengelola 3 blok yg diserahkan kepadanya. (sum)

Posting Komentar

0 Komentar