Sebut Israel Tak Bisa Ditembus, Kesombongan Netanyahu Langsung Terbayar


Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengumbar ancaman pembalasan jika ada setiap negara yang nekat menyerang Israel. Dia menyombongkan pertahanan negaranya ibarat "dinding besi" yang mustahil ditembus musuh.

Komentar itu muncul di saat Amerika Serikat (AS) sedang bersiap menentukan keputusannya apakah bertahan atau menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.

Pernyataan Netanyahu ini juga hanya berselang sehari setelah media-media Israel memperingatkan potensi serangan rudal dari Iran sebagai balas dendam atas serangan Tel Aviv terhadap pangkalan udara Suriah yang menewaskan beberapa personel militer Teheran beberapa waktu lalu.

Tanpa menyebut Iran, Netanyahu memperingatkan bahwa setiap negara yang berencana untuk menargetkan Israel harus tahu bahwa Tel Aviv akan membalas.

"Musuh potensial yang mengancam untuk menghancurkan Israel akan menemukan 'dinding besi' yang tidak akan pernah ditembus," katanya, seperti dikutip Jerusalem Post, Selasa (8/5/2018).

"Perjuangan kami dilancarkan dengan tetap menjaga kemurnian senjata, dan dalam upaya terus-menerus untuk mencegah, sebanyak mungkin, yang merugikan warga sipil tak bersalah. Tidak ada lagi tentara etis ketimbang IDF (Pasukan Pertahanan Israel)," ujar Netanyahu.

Kesombongan PM Israel tersebut langsung terbayar. Lapporan terbaru Israel Defence Force (IDF) mengatakan bahwa setiap tahunnya ada sekitar 7 ribu tentara Yahudi yang gagal menyelesaikan layanan wajib militer karena gila, seperti diterbitkan surat kabar berbahasa Ibrani Haaretz.

Jumlah ini setara dengan 22 persen tentara, termasuk diantaranya 14,6 persen laki-laki dan 7,4 persen perempuan.

Sumber IDF mengatakan bahwa jumlah sebenarnya tentara yang melarikan diri atau tidak melanjutkan wajib militer lebih tinggi, akan tetapi ini tidak dilaporkan secara lengkap dan rinci.

Untuk menghindari pelayanan wajib militer, biasanya banyak keluarga Yahudi mengirimkan anak-anak mereka ke luar negeri.

Kondisi sebaliknya justru dirasakan warga Palestina yang menjadi korban penjajahan Zionis Israel.

Di Jalur Gaza saja minat untuk bergabung dengan kelompok perjuangan Palestina seperti Hamas, Jihad Islam dan lainnya terus membludak.

Rakyat Palestina sadar bahwa kemerdekaan mereka tidak dapat diraih kecuali dengan jalan perjuangan dan pertumpahan darah melawan pendudukan entitas Zionis Israel.[]

Posting Komentar

1 Komentar