Pemerintah seharusnya sudah mengantisipasi gelombang tsunami produk impor dari China. Apalagi sekarang di setiap toko online besar (market place), produk lokal hampir tidak ada. Digantikan produk China.
Anjuran menumbuh kembangkan pengusaha muda menjadi omong kosong belaka. Pemerintah lamban dan terkesan tidak mau tahu. Atau memang tidak tahu?
Kisah di bawah ini adalah salah satu contoh. Bagaimana invasi ploduk-ploduk China, membunuh UKM di Indonesia.
Saya punya temen produsen sepatu (sneakers) di Bandung, harganya paling mahal 200rbuan merk (sebut saja A). Sepatu ini laris manis di marketplace besar (sebut saja MP).
Saat ini dia di putus kontraknya sm MP, alias tidak boleh jualan lagi di MP. Dgn alasan Bla bla bla. Sekarang MP jual sepatu made in china, yang karakternya mirip dengan Merk A dan jual lebih murah (tidak sampai 150rb) plus diskon.
Kenapa MP bisa laris menjual sepatu yang sama
• MP sudah mengantongi data konsumen Merek A
• MP sudah tau apa kelebihan dan dan kekurangan merk A
• MP sudah tau bagaimana perilaku konsumen merk A
• MP sudah tau kapan konsumen merk A belanja
• MP sudah tau berapa konsumen merk A belanja
Berdasarkan data inilah si MP menciptakan product yang disukai oleh konsumen A. Lalu menjualnya dengan harga sedikti lebih murah.
DIJAMIN LAKU! .....Kenapa?
Karena sudah jelas yang ditembak adalah target market yang sama, perilaku sama dan kemampuan belanja yang sama tapi dikasih lebih murah.
Jadi berhati hatilah dan bijak jika berjualan di marketplace…Bikin website sendiri dan bikin toko online sendiri
Apakah Offline tidak beresiko?
Tetep aja beresiko,
Contoh
Bu Amat punya warung / toko kue warungnya laris sehingga banyak orang yang menitipkan dagangannya disana.
Nah dari situ Bu Amat tau:
Mana kue yang paling laris
Siapa aja yang suka beli
Berapa Harganya
Dan bukan hil yang mustahal jika Bu Amat juga akan membuat kuwe dengan kualitas yang sama dengan harga lebih murah…atau harga tetep, tapi Bu Amat gencar menawarkannya saat orang belanja.
Kebanyakan orang akan membeli jika sang pedagang merekomendasikan
Nah hal inilah yang dilakukan oleh MP, menjual produk yang sama dengan iming iming discount, free ongkir atau apalah.
Kalo kata orang pinter perbanyaklah Channel Distribusi jadi saat satu channel tutup atau bermasalah anda masih bisa survive dari channel yang lain.
• Gampangnya banyakin distributor atau agent sehingga kita tidak dimonopoli oleh satu agen.
• Banyakin networking dan Silahturrahim kopdar donk..jangan cuman ngegrup di wa
• Bangun website sendiri.
• Bangun Brand
Pesan moralnya
Jangan terlalu percaya sama Bu Amat, biar pas ditelikung nggak sakit sakit amat amat
0 Komentar