Dianggap Pertontonkan Simbol Radikal, Pemerintah Berhentikan Kepala Sekolah


Hartatik diberhentikan dari posisinya sebagai Kepala Sekolah (Kasek) TK Kartika V-69 kota Probolinggo karena dianggap lalai usai mengerahkan siswa TK dengan kostum cadar dan membawa senjata replika dalam sebuah pawai budaya.

Hal itu dipastikan melalui sebuah surat bernomor surat perintah tugas Nomor 820/2235/425.103/2018 bertanggal 21 Agustus yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Probolinggo, Moch Maskur.

"Sanksi yang diberikan kepada Hartatik oleh Dinas Pendidikan kota Probolinggo adalah berupa pencopotan dari jabatanya sebagai Kasek TK Kartika V-69 kota Probolinggo dan dipindah tugaskan sementara sebagai staf di Dinas Pendidikan kota Probolinggo," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, di Kantor Dinas Pendidikan kota Probolinggo, Rabu (22/8).

Soal posisi selanjutnya dari Hartatik, surat itu hanya mengatakan bahwa dia "ditugaskan dalam pangkat yang sama pada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Probolinggo".

Barung menyebut pihaknya bersama dinas pendidikan mengaku sudah meminta keterangan kepada Hartatik terkait insiden itu.

"Hasil dengan keterangan sudah sesuai dengan apa yang telah disampaikan, dan pada intinya tidak ada faktor kesengajaan," tutur dia.

Soal pengganti Hartatik di kursi kepala sekolah, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pihak Yayasan TK Kartika V-69.

Sebelumnya, Kota Probolinggo, Jawa Timur, diviralkan dengan pawai murid Taman Kanak-kanak. Pasalnya pawai yang momentumnya kemerdekaan itu, justru dicederai dengan melambangkan kekerasan membawa replika senjata api.

Pawai Budaya yang digelar Sabtu (18/8) pagi dengan rute Jl. Panglima Sudirman (depan Pemkot) - Jl. Suroyo - Alun-alun itu diikuti 158 anak Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-kanak (TK). Salah satu TK menampilkan anak-anak berpakaian hitam bercadar dan membawa replika senjata laras panjang.

Sontak hal ini viral di media sosial, beberapa akun FB juga melakukan protes. Warganet (netizen) pun ramai- ramai mengomentarinya. Bahkan organisasi kepemudaan juga ikut protes seperti GMNI, IPNU, GP Ansor dan Gusdurian Probolinggo.

Menurut Braung, Hartatik mengaki tidak bermaksud untuk mendukung atau mengarahkan kegiatan tersebut terhadap kelompok radikal atau kelompok tertentu.

Penggunaan atribut peserta pawai budaya berhijrah atau cadar hitam disertai dengan mainan senjata api merupakan ide atau tema dari TK Kartika V-69 Probolinggo itu sendiri.

"Maksud dari mereka merefleksikan perjuangan Rosululloh dan tidak ada maksud mengarah kepada simbol - simbol radikalisme, hanya menanamkan keimanan kepada anak didiknya," ujarnya.

(dik/arh)

Posting Komentar

0 Komentar