3 Moment yang Membuat Gubernur Sumut Panen Caci Maki Kecebong


Kecebong memang susah move on. Setelah Anies habis-habisan di caci dan fitnah, kini giliran Gubernur Sumut.

Jika Anies mengalahkan Ahok saat Pilkada, Edy Rahmayadi mengalahkan pasangan Djarot. Ahok dan Djarot adalah dewa yang tidak pernah salah bagi cebong dkk.

Media-media pro pemerintah membuat berita berat sebelah. Kemudian digoreng sampai gosong oleh kecebong. Inilah 3 moment yang membuat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi panen caci maki kecebong :

1. Temui demo para nelayan


Dibanding Jokowi, ternyata Edy lebih merakyat. Ia berani menjumpai rakyat Sumut yang ingin menyampaikan keluh kesahnya. Aksinya tersebut menuai pujian dari seniornya, Suryo Prabowo.

Namun kecebong malah menuduhnya berdarah dingin. Karena disebut mengusir ibu-ibu pendemo.

Padahal, memang seperti itulah suara gubernur yang mantan Pangkostrad ini. Tegas dan lugas. Ibu-ibu tersebut juga tidak diusir, tapi duduk di pinggir.

Akhirnya, utusan para pendemo dipersilahkan masuk untuk menyampaikan keluh kesah mereka. Bandingkan dengan si Anu, yang malah kabur. Padahal awalnya si Anu rindu di demo. Rindu demo masak mungkin ya?

2.. Temui langsung penonton yang memasang flare


Di moment ini, Edy Rahmayadi malah dituduh menampar penonton. Dengan berbagai artikel berita yang lebih banyak opininya, cebong pun menggonggong. Cebong bisa menggonggong? Bisa dong. Namanya juga cebong anjing.

Cebong lupa. Itu suporter PSMS yang dikenal keras. Tidak mungkin cengeng. Apalagi nangis saat dinasehati.

Tidak bisa menghadapi suporter dengan tarian dayung yang katanya mendunia itu. Suporter memang harus dibina dengan tegas. Terlebih lagi, barusan terjadi pengeroyokan yang menewaskan Jak Mania.

3. Tidak ramah saat wawancara di Kompas TV


Lagi-lagi... cebong yang biasanya lihat pemimpin yang klemak-klemek jika wawancara, harus sport jantung melihat Edy Rahmayadi yang tegas dan bersuara keras.

Cebong yang mentalnya labil tidak akan pernah faham. Mereka hanya mau pemimpin yang ngomong banyak anu-nya. Atau pemimpin yang sering memberi test pada para menterinya. Atau juga presiden yang mengalihkan wartawan, kemudian kaburrrrr.

Lagian bong, bang Edy awalnya udah menjawab. Tapi si Aiman yang menggiring tragedi pengeroyokan ke arah politik. Dan, bang Edy punya hak untuk tidak menjawab. Apa ebong mau, kalau bang Edy tiba-tiba ngomong, "Nah, itu orangnya sudah datang...." sambil kabur diam-diam.



Begitulah cebong. Ada yang naikin BBM diam-diam, bikin tagihan listrik melonjak drastis, utang tambah berat, malah dipuja dan puji.


Posting Komentar

0 Komentar