Julie Hoskin, politisi yang giat menentang rencana pembangunan sebuah masjid di Kota Bendigo, Australia, kini dinyatakan bangkrut dan berhenti dari posisinya sebagai salah satu pejabat di kota itu.
Hoskin terpilih menjadi salah satu councillortahun 2016 setelah sebelumnya memimpin aksi-aksi menentang rencana pembangunan masjid.
Dia memegang peranan kunci dalam kampanye Stop the Bendigo Mosque yang menarik perhatian internasional dan memicu demo yang diwarnai kekerasan selama 2014 dan 2015.
Kini dia berhenti sebagai councillor setelah menjabat dua tahun. Masa jabatannya itu ditandai perselisihan internal, masalah keuangan, dan upayanya melawan Kantor Sheriff yang akan menjual rumahnya.
Ironisnya, kreditor yang akhirnya mendorong Hoskin jadi bangkrut, yaitu Robert Balzola, pengacara yang mendapinginya dalam kasus anti-Masjid.
Balzola mengajukan tuntutan bangkrut atas Hoskin ke pengadilan sejak bulan Mei lalu.
Hakim Sandy Street yang mengadili tuntutan itu, menetapkan penyitaan harta milik Hoskin pada Kamis pekan lalu. Keesokan harinya, dia mengajukan pengunduran dirinya sebagai pejabat Kota Bendigo.
Undang-Undang Pemerintahan Daerah di negara bagian Victoria melarang seseorang yang alami kebangkrutan untuk duduk sebagai councillor.
Kepada ABC, Hoskin menyatakan akan mengajukan banding atas keputusan hakim tersebut.
Dia mengaku telah mendapat perlakuan tidak adil dari kalangan pejabat Pemkot Bendigo lainnya, sehingga menurut pengakuannya dia harus mengambil cuti panjang tahun ini.
Dia antara lain mengaku harus tunduk pada aturan yang mencegahnya berbicara kepada rekan kerjanya, karena dia telah merekam percakapan mereka sebelumnya.
Walikota Bendigo Margaret O'Rourke yang dihubungi menyatakan adanya keluhan dari councillor lainnya mengenai perilaku tersebut.
Sosok Hoskin menjadi terkenal selama terjadinya perdebatan tentang rencana pembangunan masjid. Dia mengaku sebagai anggota kelompok yang menamakan dirinya Rights for Bendigo Residents.
Dalam aktivitasnya itu, dia berada di balik layar dan juga tampil dalam pertemuan umum dan pertemuan dengan pemkot.
Dalam kesempatan lainnya dia mengenakan kostum penyihir dalam aksinya saat menuding Pemkot Bendigo melakukan korupsi.
Hoskin juga menonjol saat bubarnya pertemuan Pemkot Bendigo yang membahas rencana pembangunan masjid di tahun 2015.
Saat itu, lebih dari 100 pengunjuk rasa terus meneriakkan slogan-slogan anti-Islam, sehingga pertemuan tak dapat dilanjutkan.
Polisi bahkan harus dipanggil untuk mengamankan pejabat dan pegawai Pemkot.
Hoskin sempat menduduki kursi Walikota disaksikan rekan-rekannya para pengunjuk rasa.
Akibat kerusuhan malam itu, rapat-rapat Pemkot selanjutnya tertutup bagi publik.
0 Komentar