Yulie, Ketua Forum Komunikasi Waria se Indonesia, menyerukan dukungan sampai titik darah penghabisan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami sampai titik darah penghabisan mendukung presiden bisa membawa perubahan di negara ini terutama kaum termajinalkan," kata pria bernama lengkap Yulianus Rettoblaut itu dengan suara lantang.
Yulie merasa terpinggirkan hanya karena perilakunya kerap menyerupai perempuan. Ia meminta pemenuhan hak dasar yang sama sebagai warga negara Indonesia seperti orang pada umumnnya.
Selain itu, dirinya meminta kepada memberikan kebebasan berekspresi dan dimunculkan payung hukum bagi mereka.
Menurutnya, waria juga bagian dari masyarakat yang mempunyai kreatifitas.
Pria kelahiran Papua 30 April 1961 itu menyebutkan, saat ini, ada sebanyak tujuh juta lebih jumlah waria di Indonesia. Sedangkan 40 ribu berpusat di Ibu kota.
"Suka tidak suka, senang atau tidak senanfg kami juga manusia," kata anak ke ke tujuh dari sebelas bersaudara tersebut.
Yulie menjelaskan, para waria aktif mendukung Jokowi semenjak Pilpres 2014 lalu. Hingga kini, mereka berada di bawah kordinasi Relawan Merah Putih yang dianggapnya dapat menerima dan mengakomodir mereka.
Menurutnya, Jokowi adalah seorang figur rendah hati yang dianggap selalu memperhatikan rakyat kecil. Pihaknya berjanji selalu mendukung berikut mengawal presiden Jokowi dalam situasi dan kondisi apapun.
"Kami selalu berada di barisan depan, kami akan pertaruhkan semua untuk Jokowi," kata lulusan pasca sarjana Fakultas Hukum, Universitas Tamajagakarsa itu.
Sementara Ketua Waria Forum Komunikasi Waria DKI Jakarta Nensi Iskandar (68) mengatakan, berharap agar para waria diberikan lampu hijau keberadaannya dalam berkiprah di setiap bidang pekerjaan. Sebab, mereka merasa masih dianaktirikan oleh negara.
Nensi yang merupakan kelahiran Bogor 1 April 1948 mengatakan, pihaknya juga punya tenaga kerja yang patut dibanggakan di segala bidang.
0 Komentar