Militan Kristen Juga Serang Tentara Myanmar

Militer China berada dalam posisi siaga tinggi setelah tiga kelompok pemberontak terlibat perang sengit dengan militer Myanmar di kota-kota perbatasan. Pemerintah China meminta warganya yang berada di Myanmar untuk tetap tinggal di rumah.

Pertempuran Myanmar dengan tiga kelompok pemberontak terjadi di Kota Muse dan Kutkai, di negara bagian Shan, wilayah timur laut Myanmar yang berbatasan dengan China.

Tiga kelompok pemberontak, Tentara Kemerdekaan Kachin, Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang dan kelompok Kokang menyerang pos-pos militer dan polisi Myanmar di kota-kota perbatasan pada hari Minggu kemarin.


Tentara Kemerdekaan Kachin

Bentuk penindasan pemerintahan Budha Myanmar bukan hanya dialami oleh etnis minoritas Muslim Rohingya. Penindasan serupa juga dirasakan oleh minoritas etnis Kachin yang kebanyakan beragama Kristen.

Pernyataan ini disampaikan Presiden Rohingya Association Forum, Lukman Al Hakim. Hanya saja, menurut Lukman, etnis Kristen Kachin lebih memiliki kapasitas yang memadai dalam menghadapi kebrutalan pemerintah Myanmar. Mereka lebih solid dan memiliki kesiapan perang yang kuat.

“Mereka memiliki 20.000 tentara dan terlatih, dan mereka juga mempunyai senjata,” jelas Lukman kepada hidayatullah.com. Rabu (08/08/2012) saat ditemui di Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL). Seperti diketahui, Lukman datang ke Indonesia dalam rangka menjelaskan duduk persoalan yang terjadi pada etnis Muslim Rohingya di Myanmar.

Menurut Lukman, kekuatan etnis Kachin lahir setelah kelompok etnis ini melahirkan organisasi The Kachin Independence Organization (KIO). KIO berdiri pada tanggal 5 Februari 1961. KIO dibentuk untuk memperjuangkan kemerdekkan Kachin dari federasi Myanmar.

Setelah itu KIO juga memiliki sebuah sayap militer bernama Kachin Independence Army (KIA). Sayap militer inilah yang menjadi pelindung utama etnis Kachin di Myanmar.

Menurut Thin Oo Than, salah seorang komandan dari KIA. Tujuan dari hadirnya KIA adalah mendukung perjuangan KIO untuk kemerdekaan Kachin dari Myanmar.

“Kami berjuang untuk kemerdekaan Kachin, dan itu untuk melindungi etnis kami” Jelasnya seperti yang dikutip AFP.com.

Kachin, secara kolektif dan mandiri juga telah membangun infastruktur pendidikan dan kesehatan. Kachin dikenal sangat berpengaruh disepanjang wilayah perbatasan China. Pemerintah Myanmar hingga hari ini tidak mampu melawan ‘pemberontak’ Kachin.


Posting Komentar

0 Komentar