Kapal Induk AS Merapat di Selat Sunda, Ada Apa?



Kapal induk bertenaga nuklir USS Carl Vinson yang diperintahkan Presiden Amerika Serikat atau AS, Donald Trump, untuk ke Semenanjung Korea pekan lalu, baru-baru ini justru terlihat di Selat Sunda, Indonesia.

Seperti dilansir The New York Times, Rabu 18 April 2017, foto kemunculan kapal induk AS di dekat perairan Indonesia itu dirilis oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada Selasa lalu.

Keberadaan USS Carl Vinson di Selat Sunda membuat bingung banyak pihak karena Indonesia dan Semenanjung Korea berjarak 3.500 mil.

Rupanya terjadi kesalahpahaman antara Gedung Putih dan Pentagon atas tugas kapal induk tersebut.

Sebelumnya pada 9 April 2017, Presiden Trump meminta militer mengerahkan kapal induk ke Semenanjung Korea untuk menakut-nakuti rezim Kim Jong-un agar menghentikan uji coba rudal balistik mereka.

“Kami akan mengirim armada tempur,” kata Trump kepada Fox News.

Tapi, Angkatan Laut Amerika Serikat rupanya memiliki jadwal khusus bagi USS Carl Vinson pada saat bersamaan, yakni latihan gabungan dengan Angkatan Laut Australia.

Alhasil, hingga 15 April lalu, kapal induk yang dikawal oleh dua kapal perusak, USS Wayne E. Meyer dan USS Michael Murphy, dua kapal selam, serta kapal penjelajah USS Lake Champlain, masih berada di Selat Sunda, perairan antara Jawa dan Sumatra.

“Masalah ini muncul karena pemerintahan Trump tidak berkomunikasi dengan komandan militer terkait ihwal pergerakan USS Carl Vinson,” kata seorang pejabat senior AS kepada CNN pada Selasa lalu.

Namun kesalahpahaman ini telah dikoreksi. Carl Vinson kini memulai perjalanan menuju Semenanjung Korea dan diharapkan akan tiba di wilayah itu pada pekan depan.

“Kapal itu telah bergerak ke utara menuju Pasifik barat,” ujar Dana White, juru bicara Pentagon, Selasa lalu. “Masalah ini seharusnya dibicarakan dengan jelas saat itu.”

Menurut Juru Bicara USPACOM, Dave Benham, pengerahan kekuatan tempur ini merupakan langkah yang diperlukan untuk menjaga kesiagaan di wilayah tersebut.

"Korea Utara terus menjadi ancaman nomor satu terkait program uji coba rudal mereka yang gegabah, tidak bertanggung jawab dan mengakibatkan ketidastabilan kawasan. Mereka tetap ngotot mengejar kemampuan senjata nuklir," kata Benham.

THE NEW YORK TIMES | SPUTNIK | SITA PLANASARI AQUADINI

Posting Komentar

0 Komentar