SADIS! Penculik Anak Ditangkap, Rumahnya Digrebek, Hasilnya.....

Ini dia pelaku penculikan anak yang nantinya akan dibunuh lalu dijadikan tumbal pembangunan jembatan.

Begitulah kira-kira isi postingan dari netizen bernama Miraa Kancill. Dalam postingannya, terdapat beberapa foto. Diantara foto seorang pria memakai sarung sedang diamankan polisi.

Dan foto-foto rumah yang berisi mayat para bocah. Bahkan ada foto kepala bocah yang terputus dari badan, terletak di atas piring.

Postingan ini sontak menghebohkan. Tapi sayangnya, Miraa Kancill tidak menyebutkan di mana lokasi kejadian.

Kabar itu semakin meresahkan karena ada warga yang memasang foto anak korban penculikan di profile picture BlackBerry Messenger.

Dalam foto itu terlihat si anak menunjukkan bekas luka sayatan di tangan kiri.

"Penculikan sudah masuk Raja Seberang. Anak SD hampir diculik, tangannya sempat dipotong penculik. Waspada," demikian pesan yang ditulis di status BBM akun tersebut, Sabtu (25/3).

Hal serupa juga terjadi di Facebook. Netizen bernama Fa'an Chunglie mengimbau pengguna Facebook yang memiliki anak untuk berhati-hati.

Dia menulis kabar tentang penculikan anak di SDN 4 Kelurahan Baru, Pangkalan Bun.

"Salah satu siswa dikasih air minum dan tidak ingat apa-apa. Pelaku ketangkap saat dibekap di dalam kantor dan melarikan diri. Mudahan setelah kejadian ini polisi bisa tegas menyelidiki kasus ini," demikian tulis Fa’an.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan bahwa kabar di media sosial tentang penculikan anak dan penjualan organ tubuh hanyalah isu tanpa fakta alias hoaks. Menurutnya, ada aktor intelektual yang membuat kabar itu menjadi viral dengan tujuan menggerus kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

"Saya yakinkan, saya sudah cek di Manado, Sumatera Utara, dan beberapa wilayah lainnya termasuk Jakarta bahwa berita tersebut adalah hoaks atau tidak benar," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/3).

Tito pun mencurigai adanya pihak-pihak yang sengaja memunculkan isu provokatif itu di tengah masyarakat. Tujuannya adalah menimbulkan keresahan dan memicu konflik.

"Jadi mungkin ada pihak ketiga yang sengaja menaikan isu-isu provokatif untuk menimbulkan keresahan ini," kata Tito. (bbs/jpnn)



Posting Komentar

0 Komentar