Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis dalam perbincangan, Jumat (31/3/2017) sudah mewanti-wanti.
Cholil mengatakan ada hal yang harus diperhatikan mengingat Zakir Naik memiliki spesialisasi dalam perbandingan agama. Ia ingin, saat tur dakwah nanti, Zakir Naik tetap memperhatikan kekhasan Islam yang ada di Indonesia.
"Diharapkan ceramahnya juga nanti dalam membicarakan agama lain harus hati-hati. Agar orang awam perlu hati-hati agar tidak salah paham. Jangan sampai nanti malah menyebarkan pesan membenci atau menistakan agama lain," tuturnya seperti dikutip dari detik.com.
Faktanya dalam setiap ceramah, Zakir Naik mengemukakan logika sederhana yang bisa diterima siapa saja ditambah dengan dalil Alquran dan Alkitab. Bagian mana yang menyebarkan kebencian dan menista agama? Jikalau Zakir Naik memang seperti itu, mengapa banyak non muslim yang akhirnya masuk Islam setelah mendengarkannya?
Bahkan sebelumnya, tersiar kabar bahwa Zakir Naik ditolak di beberap negara, bahkan di Malaysia. Tapi ternyata, hanya segelintir orang di Malaysia yang menolaknya. Mirisnya, orang-orang tersebut mengatasnamakan toleransi beragama.
Jika kita melihat isi ceramah Zakir Naik dan menarik benang lurus dari perlakuan dunia terhadap Muslim, maka bisa dipastikan televisi nasional tidak menyiarkan Zakir Naik karena takut dianggap TERORIS, PENYEBAR KEBENCIAN dan PENISTA AGAMA.
Sedihnya, stereotip itu bahkan sudah tertanam disebagian pikiran Muslim di Indonesia (seperti yang terlihat dari salah satu penanya saat Zakir Naik ceramah di Bandung).
Beginilah nasib sang mayoritas yang mulai tertindas. (opr)
6 Komentar
Kalau siaran secara langsung ya nggak mungkin lah. So'al nya zakir naik berceramah menggunakan bahasa inggris. Nggak mungkin kan siaran langsung di dubbing
BalasHapus"Tapi ternyata, hanya segelintir orang di Malaysia yang menolaknya". Itu sumber fakta hanya sedikit orang Malaysia yang menolak, kalau boleh tau darimana yah?
BalasHapusSilahkan liat di youtube ceramah zakir naik banyak di malaysia yg berarti mayoritas menerima dr.zakir untuk dakwah di malay
HapusBanyak orang (termasuk sebagian ummat Islam) memandang Islam itu seperti buah durian. Penuh duri, menakutkan. Padahal ketika dikupas (memang harus hati-hati mengupasnya) akan nampak dagingnya yang menggiurkan, wangi, dan lezat rasanya (bagi yang tidak suka, tetap saja terasa mual menciumnya juga). Yuk kita kupas Islam sampai dapat menikmati lezatnya beragama Islam.
BalasHapuspengen denger, pengen lihat saya...
BalasHapusPemahaman masyarakat muslim atas ajaran Islam sudah sangat maju, masyarakat sangat cerdas dalam memandang syariat Islam dalam kaca mata politik.
BalasHapusAl Maidah 51 sebagai pedoman dalam memilih pimpinan umat Muslim Jakarta dan Indonesia.