Pabrik Semen China Conch di Desa Inobonto, Kecamatan Bolaang Timur, ditutup paksa Bupati Bolaang Mongondow Yasti Soeprejo, Senin sore 5 Juni 2017.
Penutupan perusahaan raksasa ini dilakukan karena perusahaan tersebut karena tidak mengantongi izin.
Bahkan Perusahaan Conch ini mempekerjakan tenaga kerja ilegal asal China yang tidak mengantongi izin tinggal. Selain menutup perusahan raksasa ini bangunan yang tidak mempunyai IMB langsung dilakukan pembongkaran oleh Satuan Polisi Pamong Praja.
Penutupan perusahaan semen ini nyaris ricuh setelah warga yang ikut menyaksikan penutupan tersebut terpancing dengan salah satu karyawan yang mencoba menghalangi
Seluruh bangunan yang tidak mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB) langsung dibongkar oleh Satuan Polisi Pamong Praja. Hampir sebagian besar bangunan yang dibongkar merupakan tempat tinggal para karyawan.
Selain membongkar bangunan Polisi Pamong Praja juga menutup rumah makan milik perusahan bersama salah satu tokoh yang berada di lokasi tersebut.
Sehingga seluruh aktivitas perusahaan langsung diberhentikan dengan paksa para karyawan asal China yang ditemui bupati di tempat makan langsung berhamburan keluar karena ada dugaan para karyawan tersebut tidak mengantongi izin tinggal .
Bupati Bolaang Mongondow Yasty Soeprejo mengatakan Perusahaan Conch terpaksa harus ditutup karena tidak mengantongi izin. Bahkan perusahan juga hampir sebagian besar mempekerjakan pekerja asal China yang tidak mengantongi izin tinggal
“Penutupan perusahaan semen asal China ini terus dilakukan sepanjang perusahaan tidak mengurus izin melakukan kegiatan di lokasi,” kata Bupati.
Bahkan bupati berjanji akan melakukan pembongkaran dengan mengunakan alat berat atas bangunan yang tidak memiliki IMB pada Rabu mendatang 7 Juni 2017.
Perusahaan Conch beroperasi di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow sejak 2016 . Namun tak satu izinpun yang dimilikinya.
Pemerintah Kabupaten sudah berulang kali melakukan klarifikasi dan menyurati perusahaan terkait izin tersebut. Namun peringatan dari pemerintah tak pernah ditanggapi bahkan mereka terus membangun bangunan diatas ratusan lahan persawahan yang produktif
(sms)
0 Komentar