HARI-HARI ini sepertinya menarik sekali bila ada yang menceritakan kembali soal acara perkawinan putra Presiden Iran saat itu, Ahmadinejad, yang dikenal sangat bersahaja.
Meski Ahmadinejad saat itu menjabat sebagai presiden sebuah negara kaya produsen minyak, tapi ketika menikahkan putranya dengan putri sahabatnya, beliau tidak memanfaatkan posisinya yang semestinya bisa mendapatkan banyak fasilitas.
Apalagi besannya yang bernama Mashaei juga punya posisi yang lumayan mentereng. Jika tidak salah, Mashaei punya posisi sebagai kepala istana kepresidenan. Hampir semua jadwal presiden diketahui dan dijadwalkan oleh Mashaei. Saat itu bahkan berkembang rumor bahwa Mashaei juga ikut campur dalam kekuasaan Ahmadinejad.
Bahkan sebelumnya, Ahmadinejad sempat mengusulkan Mashaei sebagai wakil presiden tapi langkah itu ditentang Pemimpin Besar Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei. Itulah sekelumit siapakah besan Ahmadinejad sehingga jika melihat posisi kedua pihak, sangatlah wajar pertemuan putra dan putri mereka dalam rajutan pernikahan dirayakan sebesar mungkin. Tapi realitanya tidaklah demikian. Ahmadinejad dan Mashaei malah merayakan acara pernikahan yang luar biasa sederhana.
Sejauh apakah kesederhanaan acara pernikahan putra Ahmadinejad saat itu? Acara pernikahan hanya berlangsung empat jam yang kemudian ditutup dengan sholat berjammaah Maghrib dan Isya. Ahmadinejad sendiri yang menjadi imam sholat. Menariknya, setelah sholat berjamaah para tamu langsung meninggalkan tempat acara tanpa hidangan makan malam.
Jamuan yang dihidangkan saat acara digelar hanya sebatas buah-buahan dan kue-kuean. Jamuan pun jumlahnya terbatas karena undangan tidak banyak. Tamu yang diundang hanya sekitar 45 orang, 20 orang tamu laki-laki dan 25 orang tamu perempuan. Menariknya lagi, acara itu tidak menggunakan gedung mewah tapi cukup digelar di rumah Ahmadinejad dan besannya. Tamu laki-laki ditempatkan di rumah Ahmadinejad yang sangat sederhana, sedangkan tamu perempuan berada di rumah besan.[***]
Alireza Alatas
Aktivis Silaturahmi Anak Bangsa Nusantara (Silabna), pembela ulama dan NKRI
0 Komentar