Mulai maraknya dukungan yang menginginkan Tuan Guru Bajang maju di Pilpres 2019 ternyata ditanggapi dingin oleh kader Demokrat.
Bahkan karier politik Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) di Partai Demokrat bisa tamat. TGB diduga keras menggunakan atau setidaknya memelihara dan membiarkan buzzer jahat untuk menyerang dan memecah belah Partai Demokrat.
Belakangan ini di jejaring media sosial terlihat gerakan cukup agresif dari akun-akun pendukung TGB. Tidak sedikit yang membandingkan TGB dengan Agus Harimurty Yudhoyono (AHY), dan mengatakan bahwa TGB lebih pantas menjadi calon presiden dari Partai Demokrat, dibandingkan AHY.
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief termasuk pihak yang gerah dengan manuver buzzer TGB ini.
"TGB kader berakhlak, kenapa menggunakan agen-agen propaganda buzzer mirip kelompok sebelah yang bisa memecah belah?" tanya Andi Arief dalam twitnya beberapa jam lalu (Sabtu, 17/3).
Andi meminta agar TGB, bila membaca twitnya itu, menghentikan buzzer yang tidak berakhlak mulia.
"Bukankah TGB dikenal berakhlak baik? Kenapa politik mengubahnya?" kata Andi Arief lagi.
Andi mengatakan, dirinya berharap kelakuan tidak berakhlak baik dari buzzer TGB tidak dibalas oleh kader Demokrat. Terlebih, karena apa yang dilakukan buzzer TGB itu bukan tradisi yang hendak dibangun Partai Demokrat.
"Tidak mungkin dan tidak ketemu akal sehat seorang penghafal Quran seperti TGB membiarkan pendukungnya buas tidak berakhlak," demikian Andi Arief.
Sementara itu elektabilitas Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dinilai masih rendah jika ingin mencalonkan diri sebagai Capres atau Cawapres alternatif pada Pilpres 2019.
Meski TGB merupakan salah satu kader unggulan Partai Demokrat, namun jika dibandingkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) elektabilitas TGB masih rendah.
"TGB itu kader unggulan kita. Kita selalu bahas elektabilitasnya, tapi tetap masih rendah dibandingkan AHY," ujar Jurubicara Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean saat dihubungi, Minggu (18/3).
Ferdinand yang juga menjabat Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat ini tidak setuju jika anggapan didorongnya AHY karena faktor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Umum Partai Demokrat.
Menurutnya AHY memang memiliki kemampuan dan ketenaran terutama di kalangan anak muda. Terlebih elektabilitas AHY terus meroket naik hari demi hari. Di sisi lain TGB akrab di kalangan umat Islam, namun elektabilitasnya belum merangkak naik.
"AHY itu ikon baru kami. Tapi ada yang ingin merusak dengan dimunculkannya TGB lewat buzzer. Jadi TGB hanya diperalat," ujar Ferdinand. [nes/rmol]
0 Komentar