Sepakterjang kawanan begal di Medan kian menjadi-jadi. Bahkan aksi mereka semakin sadis dan tak segan-segan membunuh demi mewujudkan niatnya. Pengemudi ojek online (ojol) yang kerap mengadu nasib hingga larut malam, masih menjadi sasaran empuk komplotan bandit jalanan itu.
Kisah itu pula yang dialami Fakri, pengemudi ojol yang kini harus bertarung dengan maut akibat 11 luka tusukan senjata tajam di sekujur tubuhnya setelah ia menjadi korban penyerangan komplotan begal.
Ditemui di ruang Sakura 507 Rumahsakit Imelda tempat kini ia dirawat, warga Jl Aluminium I ini terlihat masih terbaring lemah tak berdaya akibat luka yang dideritanya ketika menjadi sasaran begak di kawasan jala Tol Haji Anif, Cemara, pada Rabu, 30 Mei 2018 lalu, sekitar pukul 22.30 wib.
Ketika disambangi ke ruang rawatnya, dengan suara lirih, Fakri mengaku, sebelum kejadian, persisnya sekitar pukul 22.00 wib, sebenarnya ia sudah pulang ke rumah.
“Jadi aku udah pulang sebelumya bang, tapi karena target belum tercapai, aku keluar lagi untuk mencari orderan (ojek online). Saat itu tidak ada firasat buruk,” ujarnya sembari memegang dadanya yang terluka akibat tikaman.
Begitu mau keluar, sambung Fakri, dirinya dicegah oleh adiknya. “Waktu itu adikku bilanh abang sini aja, gak usah keluar lagi, udah malam ini bang” kisahnya menirukan nasehat adiknya.
Namun karena ia tidak ada firasat buruk, dirinya tak menghiraukan hal tersebut.
“Jadi adik saya yang ngomong gitu, aku gak hiraukan kali bang, ku hidupkanlah sepeda motor dan kembali nyari sewa. Ternyata apa yang dibilang adik saya itu merupakan suatu petunjuk, ya jadinya seperti inilah bang,” sambungnya.
Secara gamblang, ia pun mengungkapkan peristiwa berdarah yang menimpanya.
“Saya dari arah Cemara menuju ke Jalan Williem Iskandar sembari lihat aplikasi. Tak lama ada yang manggil saya, bang, bang, tolonglah bang, ban aku pecah, aku mau ambil dompet, kereta ku di situ,” ujar pria berkulit kuning Langsat ini.
”Jadi ya sudahlah ayo bang,” sambung Fakri tanpa merasa curiga karena ia memang berniat menolong.
“Kemudian bang, pelaku berbicara nanti bayar ya bang, dalam hati aku, gak dibayar juga tidak apa-apa, karena aku memang mau menolong. Kami pun boncengan dan jalan, sampai persimpangan tol Hj Anif, ia meminta belok kiri (menuju jalan tol), sempat curiga karena tidak ada rumah di sana,” sambungnya.
Begitu sampai lewat jembatan dan berada di depan gudang-gudang, tiba-tiba pelaku menikam leher korban.
Korban melakukan perlawanan, namun pelaku terus menikami di bagian dada, tangan, kaki.
“Jadi saya melawan bang, namun pelaku terus menikami saya, hampir di sekujur tubuh. Alhasil saya jatuh dan lemas, pelaku berhasil membawa sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi BK 4540 AFW warna putih, dan HP saya,” kata Fakri.
Kemudian korban dibawa warga ke klinik terdekat dan kemudian dirujuk ke RS Imelda. Menurut korban, kejadian tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Percutseituan, yang diwakili Ibundanya, dikarenakan kondisi Fakri belum pulih.
Di rumahsakit, Fakri masih terlihat terbujur lemah tak berdaya dengan selang infus yang masih menancap di lengannya. Ia juga tidak menggunakan baju, karena dua luka bekas tikaman masih ditempel kain kasah.
Tak tanggung ada 11 tusukan mendarat di sekujur tubuhnya. Beruntung nyawanya tak melayang. Kejadian nahas tersebut sebelumnya viral di medsos Instagram.
Fakri berharap pelaku segera ditangkap pihak kepolisian
“Ya saya berharap pelaku segera diamankan polisi. Karena melihat kejadian-kejadian sebelumnya, polisi dengan cepat bisa mengamankan pelaku, saya berharap hal ini juga demikian,” harapnya.
Dari hasil keterangan tim medis, Fakr menderita 11 tusukan diantaranya tiga di bagian lengan kiri, tiga di bagian kaki kiri, dua di bagian kaki kanan, dua di bagian dada dan satu tikaman di bagian leher sebelah kanan dekat dengan bahunya.
Sementara, Kapolsek Percut Seituan Kompol, Faidil Zikri SH.SIK, saat dikonfirmasi Onlinesumut.com, Jumat (01/06/2018) membenarkan peritiwa tersebut dan mengatakan untuk saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan serta sudah membentuk tim khusus guna memburu pelaku pembegalan tersebut.
“Untuk tim khusus sudah dibentuk langsung oleh Kapolrestabes Medan yaitu pegasus yg didalamnya terdapat unit Opsnal Reskrim Polrestabes dan Polsek, kemudian Sabhara Polrestabes juga meningkatkan giat patroli antisipasi 3c, Mohon doanya agar pelaku segera mungkin kita tangkap” tegas Faidil. OS-fer
0 Komentar