Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan, saat ini stok beras Bulog melimpah. Bahkan, saking melimpahnya, kata dia, Bulog sampai harus meminjam gudang pihak lain untuk menyimpan stok beras tersebut.
Di sisi lain, bekas kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini memaparkan, Bulog akan melakukan operasi pasar dengan menggelontorkan beras ke daerah-daerah dengan stok terbatas dan mengimbangi guyuran beras tersebut dengan optimalisasi penyerapan gabah petani untuk menjaga stok. Lantas, dengan stok beras yang melimpah, apakah pemerintah akan kembali impor beras? Berikut penuturan Kepala Perum Bulog, Budi Waseso selengkapnya:
Untuk cadangan beras Bulog saat ini sebenarnya berapa banyak sih?
Hingga saat ini cadangan beras Bulog 2,3 juta ton.
Terus yang sudah digelontorkan Bulog berapa banyak?
Sudah 344 ribu ton beras melalui operasi pasar di berbagai wilayah Indonesia secara berkala. Jadi, operasi pasar ini akan diawasi langsung jajaran direksi dan semua kepala divisi regional terkait. Kita memang menginginkan operasi pasar seperti ini memberikan dampak langsung kepada masyarakat sehingga fokus akan kami titik beratkan pada keseimbangan supply dan demand di daerah-daerah kritis. Mulai dari Kadiv regional sampai dirut akan sidak untuk memastikan agar beras kita sampai di tujuan.
Lantas apa alasan lain dari Bulog melakukan operasi pasar?
Ya operasi pasar ini merupakan bagian dari penugasan pemerintah yang diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas bidang pangan. Rapat itu menginstruksikan kita, Bulog untuk melakukan intervensi pasar. Meski demikian, Bulog tetap akan mengimbangi cadangan beras nasional dengan melakukan penyerapan gabah petani untuk memastikan bahwa cadangan beras nasional tetap cukup dan petani tidak terdampak atas operasi pasar yang kita lakukan.
Lantas apakah saat ini diperlukan impor besar?
Boleh kata ada perintah (impor, red) sampai 1 miliar ton pun kepada saya sebagai pelaksana, tapi saya harus tahu persis kebutuhan dan situasinya seperti apa, perlu atau tidak.
Insya Allah, perhitungan saya sampai akhir tahun tidak perlu impor. Perintah kemarin dari Menteri Koordinator Perekonomian (Darmin Nasution) dan Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita) bahwa kami harus impor 1 juta ton, tapi kami mau taruh di manaberas itu? Kecuali Menteri Perdagangan menyiapkan gudang atau kantornya beliau mau dipakai jadi gudang beras. Perhitungan saya sampai akhir tahun tiga juta ton. Ini yang membuat saya pening, karena harus menyiapkan gudang tambahan kalau tidak terserap per harinya 15 ribu ton.
Untuk itu, saya juga akan menggaet mitra lokal untuk mendukung divisi regional guna memastikan bahwa beras sampai ke daerah strategis. Beras medium siap kami salurkan dengan harga Rp 8.500 per kilogram ke konsumen untuk wilayah 1 yaitu Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi.
Memang berapa sih kapasitas gudang Bulog sehingga harus menyewa gudang milik pihak lain?
Saat ini kapasitas gudang Bulog mencapai 2,3 juta ton, namun ada gudang-gudang yang sedang dalam perbaikan dan ada juga ruangan untuk proses kemas beras, sehingga menyebabkan kapasitas berkurang. Nah atas dasar itu, Bulog menambah sewa gudang seperti menyewa gudang milik TNI.
Kalau melihat situasi pengadan masih masuk. Dalam negeri itu 400 ribu ton per hari panen dari Sulawesi Selatan masih tinggi. Tapi tempatnya tidak ada. Jadi sewa gudang TNI AU di Halim.
Berarti tahun depan Indonesia tidak akan kekurangan stok beras lagi?
Insya Allah, justru jangan-jangan tahun depan bisa ekspor.
Oh ya, bagaimana denganharga beras Bulog di pasaran, apakah akan ada perubahan harga sehingga beras Bulog bisa lebih laris di pasaran?
Kami maksimal jual itu kan sekarang maksimal Rp 8.750 per kg. Kami akan turunkan kembali harga beras dari Bulog yang ecerannya kita drop kepada pengecer dengan pembelian pengecer itu Rp 8.250 per kg. Harapannya sampai ke tingkat pembeli maksimal Rp 8.500 per kg.
Untuk itu, saya berharap seluruh pengecer menghubungi Bulog di seluruh Indonesia, kan ada, barangnya ada. Kami yang akan ngedrop, tidak usah datang ke Bulog. Supaya hemat biaya, waktu, berapa banyak pun kami berikan. ***
0 Komentar