Kapal pesiar dari Australia yang penumpangnya mengaku turis dari Bali menuju Nias mengaku tersesat alias nyasar di perairan Wediombo, Girisubo, Gunung Kidul, Yogyakarta, Kamis sore.
Dua di antara tiga penumpang kapal sempat turun ke Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Wediombo dengan menggunakan sekoci karet untuk mengambil foto, tetapi mereka buru-buru kembali ke kapal induk ketika ditanyai terkait tujuan pendaratan oleh anggota tim SAR.
Pendaratan mereka tak sampai dua menit. Kepada tim SAR mereka berjanji akan kembali ke darat untuk menjelaskan maksud kedatangan. Setelah ditunggu hingga malam hari, kapal pesiar kecil itu tak kunjung menepi dan hanya mematikan mesin sejauh 500 meter dari garis pantai.
Seorang petugas polisi air (Satpolair), satu anggota TNI AL, dan tiga anggota tim SAR mencoba mendekati kapal tersebut dengan menggunakan kapal jukung.
”Kami takut dan tidak berani masuk ke kapal itu karena khawatir mereka bersenjata. Dari samping kapal, kami hanya bertanya tentang asal, tujuan, dan apakah mereka perlu bantuan. Namun, tidak ada yang menanyakan tentang kelengkapan surat atau paspor,” ujar Koordinator SAR Wediombo Subowo, yang ikut menanyai penumpang kapal, saat ditemui Kompas, Jumat.
Menurut Subowo, kapal tersebut sempat bermalam di perairan Wediombo sebelum melanjutkan perjalanan pada Jumat pukul 07.00. Semalaman, petugas terus berjaga-jaga di sepanjang pantai. Kapal berwarna putih itu bertuliskan ”Captain Jack” dengan bendera kecil merah putih yang kemungkinan palsu.
Kapal tersebut berpenumpang tiga orang dengan usia di bawah 40 tahun. Mereka adalah Roland Jacko, Jack Sodock, dan Steven. Roland bisa sedikit berbahasa Indonesia.
Sementara itu, Menhan Ryamizard mengaku akan mengecek langsung kebenarannya. Jenderal purnawirawan ini memang akan ke Australia dalam waktu dekat.
“Begini ya, bulan depan saya ke sana, saya melihat kebenaran di sana. Bulan depan,” kata Ryamizard. (bbs)
0 Komentar