Tulisan Pak Dosen Ini Menampar Kapolri, "Pak Tito, Malu-lah Pada Tuhan"



PAK Tito malu-lah pada Tuhan. Saat manusia menyadari tugas kehambaan-Nya pada Tuhan, sesungguhnya ia (manusia) telah meninggalkan sifat sombong dalam dirinya.

Sederet popularitas baik yang di dapat dengan prestasi maupun hasil lobi-lobi takkan mungkin mampu mengalahkan sikap juhudnya terhadap Tuhan kecuali memang ada sifat jahiliyah yang bersemayam dan tumbuh kembang dalam diri manusia tersebut.

Pak Tito malu-lah pada Tuhan. Saat amanah bintang kehormatan tertuju pada anda dengan pengharapan mampu memberi rasa aman dan keadilan bagi segenap penjuru masyarakat tanpa harus membedakan suku, agama dan ras, namun kami tak pernah melihat itu dalam profesionalitas kerja anda. Selalu dan selalu anda memojokkan kami umat Islam dengan menuduh makar, teroris serta tuduhan tak berdasar lainnya.

Pak Tito malu-lah pada Tuhan. Saat tembakan timah panas institusi anda merobohkan tubuh-tubuh tak berdosa dengan dalih teroris dan lain sebagainya, ketahuilah bahwa dibalik jenazah terduga teroris itu ada anak-anak dan istri yang tak terima suaminya diperlakukan dengan keji, kelak suatu hari mereka akan menuntut dimanakah keadilan yang katanya dijunjung tinggi di negeri yang tak tahu pasti kemana keadilan murni dapat dicari.

Pak Tito malu-lah pada Tuhan. Saat umat Islam melakukan aksi membela agamanya, dengan gagah berani anda mengatakan tak boleh ada aksi yang mengganggu ketertiban umum bahkan anda juga melakukan tuduhan ada agenda makar dibalik aksi tersebut.

Tapi berbeda respon anda dalam menanggapi aksi anarkis di LP Cipinang, Minahasa Merdeka, serta Mako Brimob (salah satu demonstran) menuduh Wapres Jusuf Kalla berada dibelakang hiruk pikuk kisruhnya negeri ini, kami lihat anda pucat pasi, takut dan tak bergeming melawan orang-orang tersebut.

Pak Tito malu-lah pada Tuhan. Lakukanlah apa yang ingin anda lakukan di dunia ini. Bukankah Tuhan kita sama. Saat nasihat tak lagi bisa anda terima dengan baik, saat keadilan tak mampu anda tunjukkan sesuai dengan tempatnya, maka hanya doa yang kami punya. Jika anda bisa berbuat sesuka hati pada masyarakat dan kelompok agama tertentu, maka kami-pun akan berdoa sepenuh hati memohon perlindungan pada Tuhan yang Maha Mengetahui apa yang tersirat dalam hati. [***]

M. Abrar Parinduri
Pengurus Asosiasi Dosen Indonesia

Posting Komentar

7 Komentar

  1. Aamiin... Do'a orang yang sedang berpuasa makbul insyaAllah...

    BalasHapus
  2. Hati bila tertutup dr hidayah, di KTP saja agamanya Islam, pd kenyataan dia memusuhi Islam, naudzubillahh....

    BalasHapus
  3. Nasehat sederhana tapi mengen a untuk hati yg masih punya malu.
    Semoga pak Tito masih mempunyai rasa malu. Biarpun untuk pak tito rada malu memang mahal

    BalasHapus
  4. Yss pak tito malulah pada Tuhan

    BalasHapus
  5. semoga tulisan ini bisa membuat KAPOLRI introspeksi....dan bisa kembali menjadi pengayoman seluruh masyarakat Indonesia

    BalasHapus