Fenomena hujan es terjadi di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Warga Kecamatan Argapura dan Maja geger karena hujan yang turun berupa butiran es, Senin (13/3) sekitar pukul 14.00. Terutama warga di Desa Sukasari Kecamatan Argapura dan Tegalsari Kecamatan Maja.
Sebelumnya, awal Januari 2017 hujan es juga turun di Cibodas Kecamatan Majalengka. Warga setempat, Udin (45) menuturkan, awalnya tidak menyangka kalau hujan yang turun dengan intensitas cukup deras itu ternyata merupakan gumpalan berbentuk es kecil.
“Pas saya cermati ternyata benar bahwa hujan tersebut adalah es. Fenomena ini berlangsung singkat. Saya ambil sebagiannya memang berbentuk butiran es kecil. Bahkan beberapa warga mengabadikan via telepon selulernya,” tuturnya.
Terpisah, petugas Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas III Jatiwangi, Ahmad Faaizyn membenarkan hujan es di wilayah selatan Majalengka. Dia menjelaskan, fenomena hujan es itu terjadi ketika di sebuah wilayah terdapat awan hitam cumulonimbus.
Pada saat bersamaan suhu lingkungan yang terdampak di wilayah Maja dan Argapura tidak jauh berbeda seperti suhu di sekitar awan cumulonimbus. Sehingga hal tersebut menyebabkan kristal es dari awan tidak mencair ketika turun ke permukaan tanah.
“Air hujan itu sebenarnya dari kristal es. Saat bersamaan atau tepatnya kejadian suhu lingkungan di Maja tidak lebih panas atau cukup dingin untuk membantu terjadinya es. Sehingga saat jatuh ke permukaan masih berupa kristal es,” jelasnya.
Menurutnya, suhu di awan itu minus 80 sampai dengan 100 derajat celcius atau sangat dingin dan airnya berbentuk kristal es. Sehingga ketika jatuh ke permukaan bertepatan dengan suhu udara di sekitar wilayah dingin menyebabkan terjadinya hujan es.
Biasanya fenomena hujan es itu terjadi pada masa peralihan pancaroba. Namun saat ini sudah ada perimbangan. Bulan Oktober sampai April berpotensi terjadi hujan es.
“Suhu hujan es itu sama seperti di atas awan rendah. Hujan itu sebenarnya berbentuk kristal es. Karena saat suhu panas, maka ketika turun akibat gravitasi bumi maka di permukaan tanah mencair. Berbeda ketika suhu seperti di luar negeri sangat dingin dan sempat tidak mencair yang terkadang turun menjadi salju,” tandasnya. (ono/gus/yuz/JPG)
0 Komentar