Pemain Berbakat Asal Aceh Ini Pilih Perkuat Timnas Qatar



Nama Andri Syahputra menjadi buah bibir setelah pesepakbola kelahiran Aceh tersebut memilih bergabung dengan Timnas Qatar U-19. Benarkah PSSI dan Kemenpora kecolongan terkait potensi pemain Indonesia di luar negeri?

Andri mendapat sorotan setelah tampil bersama Qatar di laga persahabatan kontra Timnas Inggris U-18. Menurut situs resmi Federasi Sepak bola Qatar, qfa.qa, Andri telah tampil sebanyak dua kali sebagai starter pada 24 dan 27 Maret 2017.

Kabar tersebut tentunya membuat telinga netizen di Indonesia menjadi panas. Menggunakan saluran media sosial, sebagian masyarakat Tanah Air membuat komentar yang menghakimi. Netizen juga mengecam keputusan Andri, menganggapnya sebagai pengkhianat.

Masyarakat kecewa dengan sosoknya yang lebih memilih bergabung bersama Qatar di tengah semangat kebangkitan sepak bola nasional. Juga di tengah upaya PSSI melakukan naturalisasi sejumlah pemain berdarah Indonesia yang memang tinggal dan merumput di luar negeri.

Andri sendiri merupakan pemain yang merumput bersama klub Liga Qatar, Al Khor dan Al Ghafara. Dia dalam 10 tahun terakhir tumbuh bersama klub di Liga Qatar. Menurut sejumlah sumber, pemain kelahiran Lhokseumawe, Aceh, 29 Juni 1999 telah mencetak 42 gol dari penampilannya selama musim 2014/2015 di level klub.

Menanggapi polemik ini, Sekretaris Menpora Gatot S. Dewa Broto mengaku pihaknya tidak tahu banyak soal Andri. Namun, Gatot memastikan Andri tidak akan memperkuat Timnas Indonesia selama sang pemain bukan warga negara Indonesia.

"Saya belum tahu dia (Andri -red) main di Qatar. Apakah di Qatar itu menganut dwi kewarganegaraan atau tidak? Tetapi yang jelas Indonesia tidak menganut hal itu (dwi-kewarganegaraan)." kata Gatot kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Sementara itu induk badan sepakbola Indonesia, PSSI, secara tegas mengaku kecewa dengan keputusan Andri. Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, menyebut setiap pribadi yang menolak membela negaranya tidak pantas kembali ke tanah air.

"Membela Indonesia adalah jihad. Kalau tidak mau membela Indonesia, artinya bukan orang Indonesia. Kalau dia tidak mau membela Indonesia, keluar dari Indonesia," tegas Edy.

Andri, lewat media sosial, pernah membahas tentang persepsi masyarakat Indonesia yang menganggapnya sebagai pengkhianat. Pada Agustus 2016, Andri mengunggah sebuah kaos buatan Indonesia sebagai gambaran bahwa dirinya mencintai produk Indonesia.

Namun, hingga saat ini Andri masih menjadi 'pekerjaan rumah' PSSI dan Kemenpora. Akhir pekan ini juga, dua lembaga tersebut bakal melanjutkan komunikasi dengan pihak Andri yang diwakili sang ayah, Agus Darmanto.

(sbn)

Posting Komentar

0 Komentar