NTT lumpuh setelah milyaran belalang membanjiri udara. Pesawat Nam Air yang hendak mendarat di bandara Umbu Mehang Kunda (UMK) Waingapu terpaksa harus menunda pendaratannya hingga tiga jam.
Pasalnya, sekitar 2 jam belalang mengepung hampir seluruh lokasi bandara tersebut. Sejumlah petugas bandara pun dibuat panik karena serangan hama musiman petani di Sumba Timur itu. Petugas bandara berupaya mengusir belalang menggunakan mobil dan sirene.
Beruntung hembusan angin yang cukup kencang memaksa belalang yang sempat mengitari tower dan petunjuk arah angin itu pergi meninggalkan bandara dan pesawat Nam Air baru dapat mendarat sekitar pukul 15.15 wita.
Sekitar 30 puluh menit kemudian, setelah menaikkan semua penumpang, pesawat tersebut take off meninggalkan bandara UMK menuju Denpasar dan Surabaya. Meski mengakui insinden itu namun Kepala Bandara UMK, Lamro P Sihombing menegaskan tidak ada kerugian berarti terkait serangan belalang tersebut.
"Memang akibat serangan belalang itu berdampak pada tertunda dan terganggunya pendaratan pesawat karena lokasi bandara dipenuhi oleh belalang. Kita khawatir kalau pesawat dipaksakan mendarat maka akan mengganggu engine pesawat," jelasnya.
Dikatakan, meski belalang telah berlalu karena bantuan angin, kecemasan akan kembalinya belalang masih tetap ada. Pasalnya, hingga kini belalang tersebut kemungkinan sedang istirahat di pepohonan dan rerumputan sekitar wilayah kelurahan Kambaniru dan kelurahan Mauhau dan bukan tidak mungkin akan kembali ke bandara UMK.
Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya dengan tegas menyatakan menolak kehadiran Front Pembela Islam (FPI) di daerah itu. "Kami sudah beberapa kali menggelar rapat dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) untuk menolak kehadiran FPI di seluruh NTT," kata Frans, Kamis, 4 Mei 2017.
Masyarakat NTT, menurut dia, selama ini hidup sangat harmonis serta menghormati dan menghargai perbedaan. Karena itu, daerah ini harus bebas dari kelompok-kelompok radikal yang bisa saja merusak tatanan kehidupan masyarakat NTT. (jun)
0 Komentar