PERISTIWA isi ceramah khatib dengan menyinggung kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai Salat Idul Fitri dan membuat jamaah bubar masih menjadi perbincangan.
Menyikapi hal ini, Imam sekaligus khatib Salat Idul Fitri, Muchammad Ichsan memberikan klarifikasinya. Dia mengaku heran, mengapa materi ceramahnya di Alun-Alun Wonosari dianggap berbau SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Menurutnya, pesan yang ingin disampaikan adalah fakta kilas balik sebuah peristiwa agar persatuan dan kesatuan NKRI terjaga.
Kepada Radar Jogja (grup pojokskumut), dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah (UMY) Jogjakarta tersebut mengaku kaget karena pemberitaan di media online membuat judul berita boombastis. Padahal realita di lapangan, kata dia, tidak demikian.
”Kalau ada yang pergi meninggalkan lokasi ceramah apa iya karena mempersoalkan materi ceramah. Malahan usai ceramah ada yang datang pada saya dan berujar ”bapak tegas dalam kebenaran”. Begitu kok diberitakan ingin memecah belah, kan aneh,” kata Muchammad dihubungi, kemarin.
Salah satu materi itu, kata dia, berisi tentang pernyataan sikap agar jangan mempertanyakan kecintaan umat Islam terhadap Indonesia. Jangan ragukan betapa umat Islam sangat cinta kepada agamanya, tanah airnya, bangsanya, negerinya, dan budayanya.
Lalu mengapa materi ceramah menyinggung politik dan Ahok (mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama)? Dia menjelaskan ini adalah kilas balik. Adalah fakta hukum bahwa Ahok secara terbukti dan meyakinkan telah dihukum karena penistaan agama.
Oleh sebab itu, dalam materi ceramahnya, Muchammad menulis, masyarakat terpecah menjadi dua, pendukung Ahok dan dan yang menghendaki Ahok dihukum seberat beratnya karena menistakan agama.
”Oleh sebab itu, sekali lagi, pesan yang ingin saya sampaikan adalah jangan sampai kasus ini terulang kembali. Kita harus bersatu padu. Kita ini saudara satu bangsa satu tanah air,” tegasnya.
Ditanya kemungkinan ada yang tidak suka dengan materi cermah? Menurut Muchammad, hidup itu memang ada yang suka dan tidak suka. Kalau benar ada yang keberatan dengan isi ceramah, dia berpendapat itu hanya sebagian kecil saja dari total jamaah yang mengikuti salat Idul Fitri di Alun-Alun Wonosari. ”Masih banyak yang duduk dan mendengarkan ceramah sampai selesai,” terangnya.
Disinggung mengenai kemungkinan ceramahnya diproses hukum, karena diindikasikan ada anjuran kebencian? Dia mengaku siap memberikan klarifikasi.
”Saya siap menjelaskan, karena memang niat saya ingin menjaga persatuan bangsa Indonesia bukan memecah belah,” tegasnya. (gun/ila/ong/JPG/nin)
TEKS FOTO : Kapolres Gunungkidul AKBP Muhamad Arif Sugiarto didampingi Wakil Ketua MUI Gunungkidul Iskanto (kanan) saat ikrar syawalan. Kapolres juga memberikan klarifikasi tentang ceramah khatib saat Salat Idul Firi. Foto : (GUNAWAN/RADAR JOGJA)
0 Komentar