Premanisme di Sumatera Utara semakin menunjukkan taringnya. Himbauan pemerintah untuk menutup tempat-tempat hiburan malam selama bulan Ramadhan tidak dihiraukan. Aparat keamanan pun tak sanggup menindak.
Karena sepak terjang tempat-tempat hiburan malam yang dibekingi preman dari beberapa ormas kepemudaan tersebut semakin mengkhawatirkan, ratusan massa organisasi masyarakat (Ormas) Islam Laskar Mazilah Deliserdang akhirnya melakukan sweeping.
Bentrokan pun tak dapat dihindari saat antara ormas Islam ingin menutup paksa lokasi maksiat di Jalan Veteran, Pasar 5, Desa Helvetia, Kec. Labuhan Deli, Kab. Deliserdang yang dibekingi preman tersebut, Minggu (18/6) pukul 15.00 WIB.
Ratusan massa berpakaian putih serta berjubah berkonvoi menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat untuk merazia lokasi kafe dan pijat refleksi.
“Ini bulan suci ramadan, semua lokasi maksiat harus tutup. Jangan kotori bulan suci ini, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,” teriak orator menggunakan micropon.
Massa yang dipimpin Ustad Darul tiba – tiba mendapat penghadangan dari preman. Di lokasi jalan akses menuju Marelan, para preman mencoba melakukan penyerangan dengan melempar batu.
Akibatnya, Ormas Islam Mazilah dengan preman saling serang. “Allahu Akbar, kami datang untuk membela Islam, hapuskan lokasi maksiat,” teriak Ormas Islam mencoba bertahan.
Suasana di lokasi menjadi mencekam, aksi saling lempar mengundang perhatian petugas dari Polres Pelabuhan Belawan, Polsek Medan Labuhan dan Brimobdasu.
Aparat keamanan yang dipimpin langsung Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Yemi Mandagi tiba di lokasi menengahi bentrokan yang terjadi. Massa ormas Islam akhirnya memmilih mundur dan berkumpul di Mesjid.
“Allahu Akbar, Allahu Akbar, kami datang kemari untuk memantau lokasi maksiat, bukan untuk melakukan penyerangan. Kami kemari untuk Islam, Allahu Akbar,” teriak massa Laskar Mazilah Deliserdang.
Massa Laskar Mazilah Deliserdang meminta kepada pihak kepolisian untuk menindak lokasi maksiat yang telah merusak ibadah bulan suci ramadan.
“Kami kemari bukan untuk melakukan penyerangan, kami hanya ingin minta lokasi maksiat yang ada disini untuk ditutup. Apabila pihak kepolisian tidak mampu menutup, maka kami akan datang lagi dan membakar lokasi maksiat tersebut,” kata pimpinan Laskar Mazilah Deliserdang, Ustad Darul.
Mendengar permintaan tersebut, Wakapolres Pelabuhan Belawan, Kompol Taufik berjanji akan menindaklanjutinya.
“Aspirasi saudara – saudara akan kami tindaklanjuti, untuk itu mari kita menenangkan diri. Jadi, kami minta untuk pulang kembali dengan tenang dan tertib,” kata Taufik yang diterima massa Laskar Mazilah Deliserdang. (mrl)
0 Komentar