Mengakhiri kegiatannya pada hari terakhir kunjungannya ke Korea Selatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) di Seoul.
Jokowi yang masuk ke ruang kuliah umum didampingi Ibu Negara Iriana, mendapat tepuk tangan meriah dari peserta kuliah yang merupakan mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia dan Malaysia, Selasa (11/9).
Kepada peserta kuliah, Jokowi bercerita mengenai kunjungannya ke lokasi penampungan pengungsi etnis Rohingya dari Rakhine State, Myanmar, di Kamp Jamtoli, Sub Distrik Ukhiya, Cox’s Bazar, Bangladesh, Januari 2018 lalu.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan pandangannya mengenai proses perdamaian di Semenanjung Korea, hingga arti kejujuran, keberanian, kerja keras dari para pemimpin dunia yang juga pernah menyampaikan kuliah umum di universitas tersebut.
“Saya tahu sudah banyak pembicara yang sangat terhormat hadir di HUFS ini. Ada Presiden Barack Obama, ada Presiden Gorbachev, ada Sekjen PBB Ban Ki-moon. Pernah berbicara di sini, memberikan sambutan di Hankuk University,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet.
Namun, Jokowi meyakini, di antara para pemimpin itu, tidak seorang pun yang pernah melakukan aksi akrobatik seperti yang dilakukannya pada pembukaan Asian Games XVIII di Jakarta, 18 Agustus 2018 lalu.
“Dari mereka, tidak ada yang pernah meloncat di atas mobil dengan mengendarai sepeda motor,” kata Presiden Jokowi yang disambut gemuruh tepuk tangan para mahasiswa.
Menurut Jokowi, aksi yang dilakukannya pada pembukaan Asian Games XVIII itu sudah dipersiapkan sejak satu setengah tahun lalu.
Dijelaskan Presiden, dirinya diberi tawaran tiga opsi oleh organizing committee Asian Games 2018. Pertama, biasa-biasa. Kedua, agak ekstrem, yang ketiga, ekstrem.
“Saya memilih yang ketiga yang ekstrem yaitu naik sepeda motor,” ujar Presiden Jokowi yang lagi-lagi disambut tepuk tangan ratusan mahasiswa yang hadir di acara tersebut.
0 Komentar