Pembangunan Marak, Pabrik Baja Indonesia Malah Terancam Bangkrut, Pabrik Baja China Segera Berdiri


Secara logika dan akal sehat, maraknya pembangunan infrastruktur akan berujung ke peningkatan produksi baja sebagai salah satu material penting. Namun yang terjadi malah sebaliknya.

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah karyawannya dalam rangka restrukturisasi. Angka PHK diperkirakan mencapai 1.300 orang.

Jumlah itu terdiri dari karyawan organik dan outsourching. PHK disebut sebagai langkah KS untuk restrukturisasi perusahaan. Beberapa pekerja outsourching mulai mengadu ke Disnaker Kota Cilegon.

Mulai 1 Juni 2019, 300 karyawan outsource dirumahkan. Kebijakan itu akan terus berlanjut hingga 1 Juli mendatang dengan merumahkan 800 karyawan. Angka itu dilaporkan belum termasuk karyawan organik di BUMN baja tersebut.

Menjadi tanda tanya besar. Baja produksi mana yang dipakai untuk pembangunan infrastruktur.

Dan pertanyaan tersebut terjawab dengan seksama dan dalam tempo yang singkat.

Perusahaan asal China hendak membangun pabrik baja di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, dengan nilai investasi 2,54 miliar dolar AS merupakan yang terbesar di Asia.

"Pabrik itu rencananya yang terbesar di Asia karena mampu menyerap 6.000 hingga 10.000 tenaga kerja," kata Bupati Kendal Mirna Annisa kepada Antara di Beijing, Rabu.


"Rencana beroperasi 2019 atau paling tidak 2020," kata perempuan berusia 37 tahun berlatar belakang dokter itu.

Parahnya, pemerintah tutup mata pada skenario gawat seperti ini. Dan menganggap rakyat masih mudah tertipu pencitraan dan janji palsu. 

Posting Komentar

0 Komentar