Presiden Ngawur Lagi, Datanya Dibantah Langsung BNPB


Presiden Joko Widodo atau Jokowi akhirnya mengumumkan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Salah satu alasannya yaitu karena lokasi ini minim dari bencana.

“Resiko bencana minimal, baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi, dan tanah longsor,” kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 26 Agustus 2019.

Faktanya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merilis data kebakaran hutan sepanjang enam bulan pertama 2019 terjadi di 28 provinsi dengan total 135.749 hektar pada akhir Juli 2019. Dari jumlah ini, Kalimantan menyumbang asap kebakaran hutan sebesar 12,4 persen atau sebesar 16.892 hektar.

Lebih detail lagi, Kaltim berada di urutan kedua tertinggi dengan luas hutan yang terbakar mencapai 4.430 hektar. Luas kebakaran tertinggi terjadi di Kalimantan Selatan dengan 4.670 hektar. Di posisi ketiga ada, Kalimantan Tengah dengan 3.618 hektar, Kalimantan Barat 3.315 hektar, dan Kalimantan Utara 859 hektar.


Sementara itu, Karhutla Monitoring Sistem di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup mencatatkan angka yang berbeda. Kebakaran tertinggi justru terjadi di Kalimantan Barat dengan 2.578 hektar. Kemudian diikuti oleh Kalimantan Tengah dengan 1.103 hektar dan Kalimantan Selatan dengan 590 hektar.

Barulah Kalimantan Timur 136 hektar dan Kalimantan Utara 40 hektar. Jika dibandingkan dengan daerah lain, luas areal hutan yang terbakar di daerah ini memang masih kalah dibandingkan kebakaran hutan di Riau yang mencapai 5.345 hektar sepanjang 2015.

Posting Komentar

0 Komentar