Sebelum Meninggal, Amel Didatangi Almarhumah Ibunya dan Minta Ketemu Ketiga Guru yang Mengancam



Meninggalnya Amelia Nasution (16), Siswi SMK Negeri 3, yang meminum racun diduga akibat diintimidasi oknum guru, Senin (10/4/2017) masih menyisakan duka mendalam.

Idda dan Rini, dua sahabat karib korban semasa hidup mengaku, Sabtu (9/4/2017) lalu, mereka masih menjenguk dan menemani korban di rumah sakit. Saat itu, terang keduanya, kondisi korban sudah mulai terlihat labil.

“Dia mengigau, kondisinya sudah tidak normal. Dan, sempat mengaku berjumpa dengan ibunya,” ujar Idda dan Rini dan mengaku ibu korban sudah lebih dulu meninggal dunia.

Tak hanya itu, Amel, panggilan akrab korban juga sempat meminta untuk ditemukan dengan ketiga oknum gurunya.

“Enggak tahu kami maksudnya apan tapi nama ketiga oknum guru yaitu Ibu K, Ibu N dan Ibu F, sempat diucapkan almarhumah. Katanya dia mau dijumpakan dengan mereka,” kata keduanya dan menyebut ketiga oknum guru itu yang sebelumnya sempat memarahi mereka.

Sementara, pihak Perlindungan Perempuan dan Anak Yayasan Burangir yang mendampingi masalah korban dan teman-temanya berencana akan melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Kota Padangsidimpuan.

Apalagi, masalah tersebut terjadi diduga kuat ada unsur pengancaman kepada siswa yang berujung pada perbuatan nekat untuk bunuh diri dengan cara minum racun.

“Kita siap dampingi keluarga dan teman-teman korban, serta secepatnya akan kita buat laporan terkait masalah ini ke Mapolres Padangsidimpuan,” tukas Sekretaris Yayasan Burangir Juli H Zega.

Sebelumnya, Amelia Nasution, siswi kelas tiga salahsatu SMK Negeri di Kota Padangsidimpuan nekat hendak mengakhiri hidupnya dengan meminum racun rumput. Penyebabnya, Amel, begitu biasa disapa, karena tidak tahan menerima ancaman oknum guru di sekolahnya.

Ahda Yanuar Nasution (46), orang tua korban mengaku, aksi percobaan bunuh diri yang dilakukan anaknya terjadi pada Sabtu (2/4/2017) lalu. Saat itu, ia sedang bekerja di Sibuhuan, Padang Lawas (Palas). Lalu mendapat kabar anaknya sudah dibawa warga ke rumah sakit akibat meminum racun.

“Mendapat kabar itu, saya pun langsung pulang. Dan, saya melihat anak saya sudah di rumah sakit,” ucap warga Batang Bahal, Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidmpuan ini, Selasa (4/4/2017).

Menurut pengakuan anaknya, Ahda menerangkan, Amel, sapaan akrabnya, melakukan aksi bunuh diri tepat di belakang masjid yang berjarak sekira 100 meter dari kediamannya. “Di belakang masjid dia minum racun tanaman itu setelah dibelinya dari warung,” ungkapnya.

Setelah melihat kondisi Amel sedikit membaik, Ahda pun kemudian menanyakan apa penyebab anaknya nekat lakukan percobaan bunuh diri. Kemudian Amel mengaku kepada Ahda kalau ia stres usai mendapat ancaman dari gurunya.

“Dibilangnya, gurunya mengancam dia dan dua temannya akan dipenjara dan didenda. Karena ancaman itu, makanya dia berbuat seperti ini,” terangnya dan mengaku anaknya belum dapat berbicara normal.

Ahda juga belum mengetahu pasti, apa penyebab putri sulungnya itu sampai nekat minum racun rumput dan berniat mengakhiri hidupnya.

“Sedih saya lihat anak saya sekarang. Akibat kejadian ini, gak ujian dia. Padahal saat ini sedang ujian,” ungkapnya dan mendatangi Kantor Perlindungan Perempuan dan Anak Yayasan Burangir untuk mendapat bantuan hukum atas masalah putrinya.

Sementara itu, Iddiyah Annur teman satu sekolah Amel mengatakan, sebelumnya dia dan dua temannya; Amel dan Rini Afrianti mendapat intimidasi dari oknum guru di sekolahnya.

Ia mengaku membuat status di jejaring sosial facebook miliknya mengenai adanya aksi kecurangan saat ujian sekolah berstandar nasional (USBN) berlangsung beberapa waktu lalu.

“Dalam statusku itu, waktu USBN anak ibu itu (oknum guru, red) sama kawan-kawannya dikasih kunci jawaban. Sedangkan yang lain tidak,” ucap Iddiyah yang diiyakan kawan-kawan lainnya.

Mulanya, tidak ada masalah atas postingan itu, namun guru lain yang merupakan teman oknum guru yang disebut di facebook rupanya memanasi sehingga mereka pun dipanggil.

“Ada oknum guru lain yang memanasi supaya diperpanjang masalahnya. Terus biar supaya kami dipenjara dan didenda,” tukas Iddiyah yang juga ikut takut dan trauma. (yza/metrotabagsel/JPG/nin)

Posting Komentar

0 Komentar