Pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf Amin berkumpul bersama dengan para pendukungnya di Tugu Proklamasi, Jakarta.
Ada momen menarik dalam acara tersebut.
Adalah Kiai Ma'ruf Amin tampak asyik digoyang biduan dangdut di atas panggung.
Warganet menyayangkan Kiyai Ma'ruf Amin yang ikut bertepuk tangan melihat goyangan pedangdut bernama Sandrina .
Presidium Persatuan Pergerakan, Andrianto menilai, sikap warganet itu merupakan resiko yang harus ditanggung oleh seorang kiai yang masuk ke pusaran politik praktis.
Namun, kata dia, seharusnya koalisi partai pendukung paham akan posisi Kiai Ma'ruf Amin sebagai pemuka agama.
"Seharusnya memang tidak perlu di depan. Marwahnya sebagai benteng moral runtuh sudah," sesal Andri saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (22/9).
Lebih lanjut, Andrianto juga menyayangkan sikap Jokowi dan partai pendukungnya yang memilih Ma'ruf Amin menjadi cawapres hanya bertujuan untuk mendulang suara. Padahal, usianya sudah terlampau sepuh.
"Ujungnya cuma vote getter atau sebagai pendulang suara," tandas Andri.
Diyakininya putusan Jokowi dan koalisi pendukungnya memilih Ma'ruf itu justru akan menjadi blunder di ajang Pilpres tahun 2019 nanti.
Jokowi-Ma'ruf kalah telak dengan pasangan lawan, Prabowo-Sandi. Pasalnya, pemilih yang bukan NU tulen pasti tak mendukung.
"Kiai Ma'ruf sudah terlalu sepuh dan terlalu NU-nya yang buat kita yang rational sulit dukung. Pemanis semata, warga non NU pastinya sulit dukung pasangan ini," pungkas dia. [jto]
0 Komentar