Banyak warganet meminta Banser dikirmkan ke Papua guna mengatasi OPM. Ternyata Gerakan Pemuda Ansor sudah hadir di Papua. Bahkan Banser sering disangka tentara asing.
“Ansor memang belum populer di Papua. Bahkan Banser itu seringkali disangka ‘tentara asing’, tentara dari negara luar,” ujar Ketua PC GP Ansor Jayawijaya, Papua, H Abu Hanifah Assho, di Jakarta.
Namun demikian, ujar Hanifah menambahkan, hal itu tidak sampai menimbulkan masalah.
“Sehingga wajib bagi kami untuk terus menyampaikan bagaimana peran Ansor yang merupakan badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) bagi bangsa Indonesia,” kata dia lagi.
Hal lain perlu dilakukan untuk menjaga NKRI, ujar pria yang bergabung dengan Ansor pada 2009 itu menambahkan, ialah berkelanjutan melakukan pengkaderan.
“Kami bertekad menambah jumlah Banser di daerah kami untuk menyampaikan Islam Rahmatan lil 'alamin hingga nilai-nilai Pancasila. NKRI bagi kami sudah sesuai dan tidak perlu diutak-atik lagi,” kata dia lagi.
Ia lalu menambahkan, NU merupakan organisasi sangat sederhana. Bergerak dengan santun.
“Orang NU di mana tinggal bisa mengadaptasi diri. Dalam pendekatan dan dakwah jarang berkata kasar. Jarang orang NU berteriak kafir, haram. NU tidak melakukan dakwah dengan cara-cara keras. Tapi dengan pendekatan sosial hingga psikologis. Dan itu terbukti efektif dan membuat nyaman bagi kami,” demikian Abu Hanifah Assho. (NU Online)
0 Komentar